Didiek Hartantyo, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) dianugerahi gelar Marketeer of the Year 2024. Penganugerahan diberikan dalam ajang the Annual 19th MarkPlus Conference 2024 di Ballroom The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, Kamis (5/12/2024).
Didiek dinilai telah melakukan transformasi dan terobosan yang signifikan bagi perseroan. Selain transformasi digital, KAI juga melakukan pembenahan besar-besaran berbagai stasiun KAI yang bukan hanya sebagai point of access tapi juga menjadi destinasi wisata dan pengembangan berbagai gerbong baru KAI. Berbagai perubahan ini berimbas ke pencapaian kinerja keuangan tertinggi sepanjang sejarah KAI.
BACA JUGA: Hadir di Dua Kota, KAI Expo 2024 Kasih Promo Tiket Kereta hingga 70%
Transformasi tersebut digawangi oleh Didiek yang memimpin KAI sejak 8 Mei 2020. Masa-masa awal kepemimpinannya boleh dibilang penuh tantangan. Saat itu, pandemi COVID-19 menghantam sendi-sendi kehidupan tanpa diduga. Didiek harus memutar otak agar bisnis KAI tetap on track dalam performa. Sementara, manajemen BUMN saat itu dituntut harus berorientasi pada korporasi di mana direktur utama harus memahami tata kelola keuangan. Didiek merasa beruntung karena dirinya sendiri berlatar belakang orang keuangan sehingga tak asing lagi dengan tata kelola keuangan. Ia menjabat Direktur Keuangan KAI sejak Januari 2016.
“Saya lumayan lama mengenal KAI dan saya menjadi orang yang detail dalam memahami semua aspek perkeretaapian. Saat menjadi direktur keuangan, saya sudah memiliki ide dan rencana terkait tata kelola, transformasi budaya, dan sektor-sektor mana yang perlu dibenahi,” kata Didiek kepada Marketeers.
BACA JUGA: KAI Tebar Diskon Mulai Rp 79 Ribuan, Ini Rutenya
Karena saat itu masih menjadi direktur keuangan, ada keputusan-keputusan yang tidak bisa ia ambil karena itu wewenang direktur utama. “Begitu saya memegang tampuk kepemimpinan, transformasi tersebut saya lakukan. Saya sampaikan kepada para direksi dan pemegang saham bahwa saya memimpin KAI berdasarkan good corporate governance. Transformasi yang saya jalankan bersifat adaptif, solutif, dan kolaboratif,” katanya.
Prioritas Transformasi
Meski menantang, masa pandemi dimanfaatkan oleh Didiek sebagai momentum melakukan transformasi tersebut. “Dalam tekanan situasi, kami justru melakukan transformasi,” katanya.
Tantangan pertama adalah digital. Sistem ticketing yang sudah ada, baik di KAI maupun KCI, merupakan modal dalam melakukan digitalisasi. Saat itu, dilakukan integrasi antara aplikasi tiket kereta dengan aplikasi Peduli Lindungi dari Kementerian Kesehatan dan Dukcapil.
Menghadapi masa pandemi, Didiek menjadikan keselamatan pelanggan dan pegawai KAI menjadi prioritas. Selain itu, Didiek berusaha menjaga likuiditas perusahaan. Saat itu, KAI sama sekali tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan upah tetap diberikan secara normal. “Kebutuhan keuangan perseroan betul-betul saya siapkan. Cash flow kami monitor secara harian. Kami menentukan skala prioritas agar operasi tetap jalan,” katanya.
Langkah berikutnya adalah melakukan efisiensi biaya secara masif. Didiek mengklaim KAI mampu menghemat biaya Rp 6 triliun s.d. Rp 7 triliun saat itu. “Tanpa cutting cost, potensi kerugian akan besar. Ini dilakukan demi menjaga sustainability. Efisiensi ini dilakukan dengan menghentikan sementara perawatan, rescheduling pinjaman bank, meminta keringanan perpajakan, dan sebagainya,” katanya.
Selain itu, Didiek juga mengoptimalkan angkutan barang mengingat kebutuhan pengantaran barang melonjak di masa pandemi. Strategi-strategi kunci ini membuahkan hasil. Buktinya, pada tahun 2022, sambung Didiek, pendapatan perseroan sudah mengalahkan pendapatan tahun 2019.
“Dua tahun pandemi berhasil kami lalui dan kami mampu melakukan recovery. Itu bisa kami jaga pada tahun-tahun setelahnya di mana pada tahun 2023 pendapatan kami mencapai Rp 27 triliun dan tahun ini kami optimistis mencapai pendapatan Rp 34,9 triliun,” ujar Didiek.
Pembaruan juga dilakukan pada sarana dan prasarana yang saat ia menjabat sebagai direktur keuangan banyak yang sudah berusia di atas 30 tahun. Sementara, perawatan yang dilakukan belum sesuai standar internasional. Pada tahun 2017, perseroan membeli 438 unit kereta. Pada tahun 2022, lanjut beli 612 unit kereta, sebelas train set untuk kereta luxury, dan empat unit kereta compartment. Perseroan juga melakukan modernisasi stasiun-stasiun, termasuk toilet-toilet sehingga memberi pengalaman nyaman dan higienis kepada penumpang.
“Kami betul-betul ingin mentransformasi layanan kereta api. Kalau produknya masih jadul, padahal yang kami layani adalah pelanggan masa kini, kami pasti tak mampu bersaing,” katanya.
Selain itu, perseroan juga berhasil menuntaskan dua penugasan proyek strategis nasional dari pemerintah, yakni LRT Jabodebek dan penyelesaian percepatan sarana dan prasarana kereta cepat Jakarta-Bandung. Keduanya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. “Kesuksesan ini memang tak kami gembar-gemborkan. Orang bilang, ini merupakan transformation in silent. Saya memang orang pekerja dan tidak suka omong. Yang penting orang bisa melihat kereta api sekarang seperti apa,” katanya.
Pada tahun 2021, sambung Didiek, perseroan melakukan dua hal yang mengubah transportasi kereta api. Pertama, percepatan kecepatan kereta api. Dulu, kecepatan kereta api itu 100 kilometer/jam, sekarang menjadi 120 kilometer/jam. “Saat jalan tol dibenahi, saya juga merasa kereta api perlu dibenahi dalam hal kecepatan. Tujuannya, kereta api tetap jadi moda transportasi cepat sekaligus paling aman dan nyaman,” katanya.
Pada masa lebaran 2024, menurut survei Kementerian Perhubungan, kereta api menjadi moda transportasi pilihan masyarakat nomor satu, mengalahkan moda-moda transportasi lain. Jumlah penumpang juga terus meningkat. Pada tahun 2019, total penumpang 429 juta orang. Pada tahun 2024, sampai September, sudah mengangkut 338 juta orang dan akhir tahun diperkirakan akan mengangkut 450 juta orang.
Didiek terus melakukan inovasi dengan menghadirkan kereta-kereta yang bukan sekadar fungsional untuk mengangkut orang atau barang, tetapi emosional dan experiential dengan pengalaman baru. Sebut saja, kereta panoramic, compartment suit, dan sebagainya.
“Inovasi saya selalu berbasiskan data. Sebagai orang keuangan, saya selalu membaca ekonomi makro. Saya rutin berdiskusi dengan para ahli ekonomi. Kereta-kereta baru tadi saya hadirkan karena melihat tren ekonomi di kalangan menengah atas yang saat itu menguat. Kami menjawab kebutuhan segmen yang tidak terganggu dengan harga lebih mahal tapi ingin mencari pengalaman baru,” katanya.
Selain itu, demi kenyamanan kru kereta api, Didiek melakukan renovasi Griya Karya, rumah istirahat pegawai seperti masinis dan kondektur. Saat ini, sudah ada 58 rumah peristirahatan dengan kelas level hotel bintang tiga. Semua ini dilakukan agar pegawai bisa bekerja dengan baik dan ujungnya demi keselamatan dan kenyamanan penumpang.
Value Proposition dan Sustainability
Alasan kereta api masih menjadi pilihan masyarakat Indonesia di saat moda transportasi lain terus berbenah seperti jalan tol adalah value proposition yang ditawarkan. Menurut Didiek, nilai proposisi penting sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat.
Pandemi membuktikan bahwa kereta api memiliki value proposition tinggi. Di Eropa, industri perkeretaapian semasa pandemi dan sesudahnya cukup menderita. Berbeda dengan di Indonesia. “Di kereta api, pemikiran kami harus berkorban dulu. Saat pandemi, KAI merugi Rp 1,7 triliun. Pada tahun 2021, masih rugi sebesar Rp 400 miliar. Namun, setelah recovery, kekuatan kami penuh kembali dan cepat sekali. Inilah salah satu kunci sustainability KAI,” katanya.
Menurut Didiek, value proposition ini merupakan perkara menjawab kebutuhan pelanggan. Tidak mau terlambat merupakan hal yang paling dibutuhkan pelanggan. Ini yang benar-benar dijaga KAI dalam layanannya. On time performance KAI pada tahun 2023 sebesar 97% yang artinya 97% kedatangan on time. Sementara, keberangkatan selalu 99% on time.
“Selain on time, pelanggan juga menginginkan stasiun dan toilet yang bersih, nyaman, dan aman. Agar kami konsisten dalam melayani, di sini memerlukan role model. Saya sendiri harus memberi contoh,” katanya.
Terobosan baru yang dilakukan Didiek dalam rangka menaikkan value proposition adalah face recognition di tempat boarding. Dengan aplikasi canggih ini, masalah antrean di stasiun sudah terselesaikan dengan baik karena penumpang melakukan boarding cuma dalam satu detik.
Pengalaman baru juga disuguhkan melalui aplikasi Acces by KAI. Salah satu fitur yang paling diminati adalah pesan makanan di dalam kereta. Makanannya tidak hanya yang disajikan saat perjalanan, tetapi juga makanan-makanan lokal di daerah tempat kereta api lewati.
“Sekarang, kereta api bukan alat transportasi saja. Tetapi, memberikan pengalaman perjalanan dan kereta api bisa menambah kualitas perjalanan tersebut. Kami bisa memberikan story telling tentang perjalanan,” katanya.
Eranya ESG
Didiek juga menyadari bahwa saat ini bisnis apa pun harus selaras dengan prinsip ESG atau Environmental, Social, and Governance. Oleh karena itu, perseroan juga harus bertransformasi ke arah ESG tersebut. Wujudnya beragam, seperti menjadikan stasiun-stasiun kereta api lebih hijau dan ramah lingkungan. Sebanyak 40 stasiun saat ini sudah dilengkapi dengan panel surya yang akan bertambah 25 stasiun pada tahun ini.
“Ini merupakan implementasi kereta api menuju ESG. Bahkan, setiap stasiun sudah kami lengkapi dengan water station. Tujuannya, mengurangi penggunaan botol plastik. Para penumpang tinggal mengisi botol minum mereka di stasiun secara cuma-cuma,” katanya.
Selain itu, lingkungan stasiun saat ini sudah lebih hijau dengan tanaman-tanaman penghasil oksigen dan penyerap udara kotor. Tak hanya ini, perseroan juga menggalakkan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan. Saat ini, bahan bakar yang digunakan adalah Bio 35 dan per Januari 2025 nanti akan digunakan Bio 40. “Kami terus mendukung program energi baru terbarukan ke depannya,” ujar Didiek.
Perseroan juga sedang membangun roadmap ESG dengan misi pengurangan emisi karbon melalui berbagai aktivitasnya. Pengurangan emisi ini akan disampaikan secara terbuka kepada penumpang.
Kepemimpinan Agile
Kepemimpinan yang gesit dihayati oleh Didiek agar nilai-nilai perseroan bisa disampaikan dengan cepat. Saat ini, ia sedang membangun talenta-talenta untuk membangun keberlanjutan perseroan ke depan.
“Konsep leader creates leader benar-benar sedang kami kembangkan. Harapan saya, ke depan, kami membangun pemimpin dari dalam. Kami tidak hanya memperhatikan service excellence, tetapi membangun keberlanjutan agar dalam kondisi apa pun kereta api ke depannya tetap survive,” katanya.
Selain itu, Didiek memiliki prinsip-prinsip dalam kepemimpinan. Pertama, good corporate governance alias apa pun yang dilakukan harus taat aturan. Kedua, pekerjaan apa pun termasuk direktur utama harus dilakukan secara efektif.
“Prinsip ketiga yang saya pegang adalah cepat. Semua pekerjaan harus dilakukan dengan agile. Dan, semua inovasi yang kami lakukan harus berdasar data alias data-driven. Dan, terakhir, saya harus menjadi role model bagi semua pegawai. Saya memegang lima prinsip kerja dan yakin perusahaan akan tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan,” pungkas Didiek.