Kominfo Anjurkan Anak-Anak Untuk Diet Gadget

marketeers article
35512634 three asian kids using a tablet pc isolated on white.

Internet dan media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Bahkan, anak-anak kecil pun sudah diberikan izin untuk menggunakan gawai. Tidak sedikit juga orang tua yang membiarkan anak-anaknya yang masih di bawah umur untuk memiliki akun media sosial. Padahal di dalam media sosial masih banyak konten negatif yang tidak sesuai untuk dikonsumsi oleh anak-anak.

Menurut Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Rosarita Niken Widiastuti, Indonesia memiliki perbedaan yang mencolok dengan Kanada terkait dengan penggunaan gawai di kalangan anak-anak. Ia mengatakan ikatan dokter di Kanada melarang anak usia 0 sampai 2 tahun untuk memegang gawai.

Ada alasan secara kesehatan dan psikologis yang menganjurkan agar anak-anak usia tersebut sebaiknya belum menggunakan gawai. Radiasi pancaran sinar gawai dinilai bisa membahayakan kesehatan kepada anak. Begitu juga dengan banyaknya konten pada fitur gawai yang dikhawatirkan tidak diketahui anak-anak apakah merupakan positif atau negatif. Sebab itu, ia mengimbau agar para orang tua mengawasi perkembangan aktivitas anaknya terkait penggunaan gadget.

“Kalau perlu dibatasi penggunaan gadget kepada anak-anaknya. Nah, untuk anak usia 3 sampai 6 tahun mereka boleh pegang gawai tapi dalam pengawasan orang tua,” kata Niken.

Ia juga mengutip ucapan Menkominfo Rudiantara, jika memang perlu, harus dilakukan diet atau justru puasa dalam penggunaan dan pemanfaatan gawai. Bahkan, pada usia remaja saja, di usia 12 hingga 18 tahun sebaiknya menggunakan gawai selama dua jam saja. Niken memaparkan, rata-rata pemakaian gawai di kalangan anak-anak adalah sebelas jam dan sebagian besar hanya tahan tujuh menit untuk tidak menggunakannya.

“Banyak pendiri media sosial seperti Mark Zuckerberg atau Bill Gates melarang anaknya memiliki gawai sampai usia mereka 13 tahun karena dikhawatirkan di usia semuda banyak terpapar konten yang belum layak dikonsumsi,” ujar Niken.

Penyebaran konten negatif di internet dirasakan amat masif. Berdasarkan data yang ada, sebanyak 800 ribu konten negatif atau bohong (hoax) setiap tahunnya menyebar di Indonesia. Berdasarkan survei APJII tahun 2016, ada 768 ribu anak Indonesia usia 10-14 tahun telah mengakses internet. Usia 15-19 tahun sebanyak 22,5 juta anak.

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related