Perkembangan teknologi membawa istilah digitalisasi ke berbagai sektor bisnis. Banyak perusahaan berlomba-lomba mengadopsi teknologi digital agar tidak tertinggal oleh pesaing.
Namun, apakah digitalisasi hanya sekadar memiliki website dan media sosial. Fenomena ini semakin terlihat ketika perusahaan besar maupun kecil mulai membuat akun media sosial dan situs web sebagai langkah digitalisasi.
BACA JUGA: Lakukan Transformasi, Adisena Hadirkan Digitalisasi lewat Beyondtech
Memang, keberadaan digital sangat penting, tetapi membangun online presence bukanlah satu-satunya strategi dalam transformasi digital.
Digitalisasi Lebih dari Sekadar Eksistensi Online
“Digitalisasi bukan hanya soal ada di internet, tapi bagaimana memanfaatkannya untuk memahami pelanggan dan memperbaiki strategi bisnis,” seperti tertulis dalam buku Hermawan Kartajaya berjudul Entrepreneurial Marketing: Compass & Canvas, dikutip Rabu (5/2/2025).
BACA JUGA: Lewat Digibiz, MDI Ventures Dorong Digitalisasi UMKM di Kawah Ijen
Banyak perusahaan mengira bahwa memiliki akun media sosial sudah cukup untuk disebut digital. Padahal, digitalisasi sejati melibatkan pemanfaatan data, teknologi, dan perubahan pola pikir di dalam perusahaan.
Mindset Digital dalam Perusahaan
Digitalisasi tidak bisa sekadar mengikuti tren, tetapi harus menjadi bagian dari budaya perusahaan. Startup yang lahir di era digital lebih mudah beradaptasi karena sejak awal sudah memiliki pola pikir yang sesuai.
Sebaliknya, perusahaan konvensional harus lebih dulu mengubah cara berpikir agar digitalisasi berjalan efektif. Transformasi ini mencakup cara kerja, strategi pemasaran, hingga pengambilan keputusan berbasis data.
Data sebagai Kunci Digitalisasi
Salah satu aspek terpenting dalam digitalisasi adalah pemanfaatan data. Dengan menganalisis perilaku konsumen di media sosial dan platform digital lainnya, perusahaan bisa memahami kebutuhan pasar secara lebih akurat.
Data yang dikumpulkan bukan hanya soal angka penjualan, tetapi juga opini pelanggan yang tersebar di internet. Dengan wawasan ini, strategi bisnis bisa disesuaikan agar lebih tepat sasaran.
Menghapus Batasan dalam Bisnis
Digitalisasi juga membuka peluang baru yang sebelumnya tidak terpikirkan. Contohnya, AirBnB yang bukan perusahaan hotel tetapi bisa mendominasi industri perhotelan melalui platform digital.
Dengan teknologi yang terus berkembang, bisnis tidak lagi terbatas oleh lokasi atau model konvensional. Perusahaan yang memahami potensi digitalisasi akan lebih siap menghadapi persaingan di masa depan.
Transformasi digital bukan sekadar membuat akun media sosial atau website. Lebih dari itu, digitalisasi membutuhkan perubahan mindset, pemanfaatan data, dan strategi bisnis yang sesuai.
Editor: Tri Kurnia Yunianto