Dinosaurus, Darmawan Junaidi, dan Strategi Transformasi Bank Mandiri

marketeers article
Darmawan Junaidi dalam JMW 2024. (FOTO: Marketeers/Eric)

Bank Mandiri merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia dan terus ditantang untuk bisa melanjutkan pertumbuhan yang berkelanjutan. Karenanya, badan usaha milik negara (BUMN) itu perlu melakukan beragam transformasi.

Darmawan Junaidi pun menjadi sosok yang mendapat amanah dalam menahkodai perbankan itu. Sebagai Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, ia langsung disodorkan dengan baragam tantangan sejak ia mulai menjabat posisi puncak tersebut.

Dianggap lihai, MarkPlus menetapkan Darmawan Junaidi sebagai Marketeer of the Year 2023. Tak hanya itu, dalam Jakarta Marketing Week (JMW) 2024, ia juga dinobatkan sebagai Lecture of The Year 2024.

“Saya mulai menjadi Direktur Utama Bank Mandiri pada tahun 2020. Saya langsung dihadapkan pada tantangan yang sangat besar karena saat itu sedang pandemi COVID-19 sehingga industri keuangan sedang sangat tertekan,” kata Darmawan Junaidi di sesi Lecture of The Year 2024 dalam JMW 2024 yang digelar di Kota Kasablanka, Jakarta, Minggu (19/5/2025).

BACA JUGA: Darmawan Junaidi Dinobatkan Sebagai Marketeer of the Year 2023

Di sesi itu, ia menekankan sejumlah strategi dalam mewujudkan pertumbuhan perusahaan lewat transformasi yang menyeluruh. Baik lewat transformasi kepemimpinan hingga transformasi produk dan layanan.

Ini menjadi strategi yang sangat krusial. Terlebih, Erick Thohir, Menteri BUMN terus mendorong agar perusahaan-perusahaan besar di bawah naungan Kementerian BUMN jangan ada yang menjadi dinosaurus.

Istilah dinosaurus sendiri sengaja dipilih sebagai perumpamaan untuk suatu entitas yang besar tapi mati dimakan zaman karena gagal melakukan adaptasi atau bermetamorfosis. Darmawan pun ditantang agar bank dengan logo pita emas itu tak bernasib seperti dinosaurus.

bank mandiri
Darmawan Junaidi dalam JMW 2024. (FOTO: Marketeers/Eric)

“Sebelum 2020, Bank Mandiri banyak diprediksi akan menjadi dinosaurus karena tidak pernah terlihat punya pemikiran, punya gagasan dan rencana terkait digitalisasi. Karenanya, digitalisasi menjadi salah satu strategi utama dalam transformasi perusahaan,” kata pria yang telah berkarir di Bank Mandiri sejak 1999 tersebut.

Secara beriringan, digitalisasi yang masif itu juga dibarengi dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM) Bank Mandiri yang disebut dengan Mandirian. Menurutnya, salah satu pengembangan SDM yang dilakukan adalah dengan membangun leader yang mampu berpikir stategis dan visioner.

BACA JUGA: Kembali Cetak Rekor, Laba Bersih Bank Mandiri di 2023 Naik 33%

Dalam menyambut digitalisasi, perusahaan pelat merah tersebut menerapkan prinsip ‘no one left behind‘. Artinya, penerapan teknologi digitalisasi secara masif tak berarti Bank Mandiri mengesampingkan SDM yang sudah ada.

“Digitalisasi bukan berarti ada pegawai kami yang harus kehilangan perkerjaan, yang ada hanya berganti pekerjaan saja karena kami memberikan beragam program pelatihan Mandirian Siap Jadi Digital,” ucap dia.

Dengan strategi tersebut, perusahaan pun mampu melakukan digitalisasi secara mandiri. Lewat in-house capability development, perusahaan sudah tak lagi memerlukan vendor atau konsultan layanan digital, termasuk dalam menyajikan layanan mobile banking yang disebut dengan Livin’

Dengan jumlah SDM di bidang teknologi informasi yang meningkat dari sekitar 2 ribu orang menjadi sekitar 5 ribu orang, kini Livin’ telah mempu mengakomodasi transaksi hingga 18 ribu transaksi per detik. Hal itu hadir berkat keandalan SDM yang dipadukan dengan prosesor IBM POWER9 sebanyak tiga set.

BACA JUGA: Dorong Digitalisasi UMKM, Bank Mandiri Hadirkan Livin´ Merchant

Belum merasa puas, perusahaan pun telah menyiapkan infrastruktur untuk mampu mengakomodasi layanan hingga 100 ribu transaksi per detik. Rencana itu terbilang sangat visioner, mengingat saat ini belum ada satu pun bank di seluruh dunia yang mampu mengakomodasi layanan hingga 100 ribu transaksi per detik.

Hal ini linear dengan salah satu aspek transformasi perusahaan di bidang SDM yang dikemas dalam tagline M-DNA. “M-DNA artinya, Mandirian Always Deliver and Ahead sehingga para Mandirian ditantang untuk terus bisa menjawab tantangan dan membawa organisasi untuk selalu berada di depan,” ujarnya.

Terbukti, lewat seluruh transformasi yang dilakukan di bawah komandonya, perusahaan terus mencatat peningkatan laba secara signifikan.

Pada tahun 2021, perusahaan mencatat laba bersih setelah pajak senilai sekitar Rp 2 triliun. Di 2022, jumlahnya naik menjadi sekitar Rp 41 triliun. Tahun lalu, laba tersebut kembali naik menjadi sekitar Rp 55 triliun.

Related

award
SPSAwArDS