Rahasia Pentingnya Menjaga Cash Flow ala CEO ASDP

marketeers article

Industri transportasi harus menerima pukulan telak dari pandemi. Bisa dikatakan, hampir semua moda transportasi harus berhenti untuk menekan penyebaran virus.

Di sisi lain, pembatasan sosial serta kebijakan lainnya turut menyumbang penurunan di industri ini. Namun, perusahaan harus gesit dalam menghadapi berbagai situasi.

“Kami mengalami penurunan. Tetapi dibandingkan perusahaan transportasi lain, kami beruntung. Pasalnya, kami tidak hanya mengangkut penumpang tetapi juga kendaraan. Hal ini membuat kami terselamatkan dan posisi cash kami sangat sehat,” tegas Ira Puspadewi, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero).

Meski melakukan banyak program dan inisiasi yang baik sepanjang tahun 2020, tantangan datang akibat COVID-19. Pandemi ini memengaruhi operasional pelabuhan. Terlebih lagi, ASDP tidak hanya mengangkut orang tetapi juga kendaraan dan terbanyak datang dari kendaraan logistik.

Saat pandemi masuk ke Indonesia, ASDP melakukan stress test untuk mengetahui ketahanan perusahaan. Hasilnya memperkirakan jika ASDP mendapatkan zero revenue, perusahaan masih bisa hidup hingga Juni 2021. Hal ini tidak ditemukan di banyak perusahaan.

Sejak awal Maret, ASDP mengalami penurunan penumpang hingga 46%, kendaraan roda dua dan empat sekitar 55%, dan kendaraan besar pengangkut logistik sebesar 9%. Namun, pada periode Juni hingga Oktober, ASDP mengalami peningkatan, yaitu 8% kenaikan penumpang, 11% kendaraan roda dua dan empat, serta logistik yang meningkat sebesar 3,1%.

“Kami pasti menderita karena kapasitas yang diperbolehkan masih 50%. Turun itu pasti. Tapi ada pertanyaan lain, yaitu how low can you go. Untuk saat ini, saya memperkirakan kami masih bisa membukukan laba sekitar 40% dari tahun lalu. Tampaknya, tidak banyak perusahaan transportasi yang bisa mencapai hal tersebut. Saya yakin sulit sekali,” ungkap Ira.

Ira juga menjelaskan bagaimana ia melihat potensi untuk bisa bertahan di masa sulit. Setidaknya ada tiga kunci strategi yang ia terapkan. Pertama, menentukan kembali prioritas. Misalnya, dengan melakukan investasi yang memberikan pemasukan jangka menengah.

Kedua, efisiensi. Perusahaan harus tahu cara mendapatkan hasil yang sama dengan less money. Dalam penerapan hal ini, perusahaan membutuhkan kreativitas. Di tengah kondisi yang terhimpit, Ira yakin bahwa manusia bisa menjadi lebih kreatif. Ketiga, inovasi lewat bisnis yang berbeda. Strategi ini bahkan sudah dilakukan oleh ASDP lewat pengelolaan kapal-kapal perusahaan lain.

Ira mengatakan, penting bagi perusahaan untuk memastikan bisnis memiliki sumber pertumbuhan yang berkelanjutan. Apalagi industri ini heavily regulated dan peningkatan tarif bisa terjadi tiga tahun sekali.

“Jadi, kami harus memikirkan sumber pendapatan yang tidak besar regulasinya. Bisa dilakukan dengan masuk ke sektor pariwisata, seperti yang sudah kami lakukan dengan hotel Inaya Bay Komodo di Labuan Bajo yang kami miliki,” kata penerima The Industry Marketing Special Mention 2020 dari sektor transportasi ini. 

Related