Sukses dengan gelaran ekshibisi karya seni, Disney Indonesia memperkuat aktivasi atas ditayangkannya film Maleficent: Mistress of Evil di Indonesia. Kali, ini dalam bentuk pagelaran busana bertajuk Saint, Evils, and In Between: A Special Collaboration Inspired by Disney’s Maleficent: Mistress of Evil.
Pagelaran busana yang diadakan berbarengan dengan Jakarta Fashion Week pada Kamis (24/10/2019) ini menggandeng tiga desainer lokal, yaitu Albert Yanuar, Andreas Odang, dan Imelda Kartini. Masing-masing desainer dibesut untuk mewakili tiga karakter terkuat di dalam film, yaitu Maleficent, Queen Inggrith, dan Aurora.
“Sebagai tuan rumah Jakarta Fashion Week 2020, Senayan City kali ini dapat berkolaborasi dengan Disney Indonesia untuk mempersembahkan sebuah fashion representation spesial dan unik terinspirasi dari film terbarunya Maleficent: Mistress of Evil,” ujar Halina, Leasing and Marketing Communication Director Senayan City.
Dilanjutkan oleh Halina, diharapkan dengan adanya kolaborasi ini dapat menginspirasi pecinta fesyen tanah air untuk terus menghadirkan tren yang berbeda, unik, berkarakter, dan elegan.
Ketiga desainer yang dibesut dalam pagelaran busana ini menghadirkan masing-masing delapan look. Albert Yanuar dibesut untuk menghadirkan fesyen lewat karakter Aurora. Kali ini, Albert menggandeng Beby Tsabina sebagai musenya. Sesuai dengan Aurora, Albert menggunakan warna-warna cerah pada karyanya. Tidak lupa Albert menambahkan aksen batik untuk menambah aksen Indonesia pada hasil rancangannya.
Sementara itu, Imelda Kartini menghadirkan delapan look rancangan gaun formal yang bisa digunakan sebagai bridal gown terinspirasi dari karakter Queen Ingghrith. Dalam rancangannya, Imelda banyak bermain dengan aksen mutiara dan warna-warna elegan seperti emas, broken white, dan putih.
Terakhir adalah karakter Maleficent yang diwakili oleh Andreas Odang. Dalam karya yang didominasi warna hitam khas sang Dark Fey, Andreas banyak bermain pada potongan style sehingga lebih terlihat kasual dan bisa digunakan dalam banyak okasi.
Editor: Sigit Kurniawan