Diversifikasi Produk: Benang Merah Polytron Gaet Pasar Lintas Generasi

Di tengah persaingan pasar elektronik yang ketat, Polytron membuktikan bahwa kunci bertahan bukan hanya dengan mengikuti tren, tetapi dengan memahami kebutuhan beragam generasi. Mulai dari Baby Boomer yang mengutamakan fungsi praktis hingga Gen Z yang menyukai produk stylish.
Berbeda dengan merek yang fokus pada segmen usia tertentu, Polytron memilih pendekatan inklusif: menawarkan beragam produk yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing generasi, tanpa memaksakan satu identitas merek untuk semua kalangan.
“Kami tidak ingin menjadi merek eksklusif untuk milenial atau Gen Z saja. Setiap generasi punya kebutuhan dan daya beli yang berbeda, dan kami hadir untuk memenuhi itu semua,” ujar Head of Group Product Home Appliances, Albert Fleming, kepada Marketeers.
Strategi ini tercermin dari portofolio produk mereka yang beragam, mulai dari kulkas berkapasitas besar hingga party speaker yang trendy. Polytron tidak memetakan pasar berdasarkan usia, melainkan melalui “benang merah” kebutuhan setiap segmen.
Misalnya, Baby Boomer cenderung mencari peralatan rumah tangga yang fungsional, tahan lama, dan mudah digunakan. Sementara itu, Gen Z dan milenial lebih tertarik pada produk elektronik yang stylish, portabel, dan sesuai dengan gaya hidup modern.
“Kami tidak mungkin memaksakan kulkas dengan fitur canggih ke Baby Boomer jika yang mereka butuhkan hanya pendingin yang cepat dingin dan awet,” ucapnya.
BACA JUGA: Daya Beli Masyarakat Turun, Penjualan Polytron Tumbuh 14% Tahun 2024
Salah satu strategi utama Polytron adalah diversifikasi produk. Perusahaan ini tidak hanya mengandalkan lini produk andalan seperti kulkas atau televisi, tetapi juga merambah kategori baru yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Contoh terbaru adalah peluncuran party speaker yang terinspirasi dari tren boombox era 80-an, namun dimodernisasi dengan desain kekinian dan teknologi audio terkini. Produk ini menyasar anak muda yang gemar berkumpul atau menghadiri acara outdoor, sekaligus menyentuh nostalgia generasi tua yang pernah menggunakan boombox pada masa lalu.
Polytron sebagai merek yang sudah cukup senior sudah memiliki tempat di audiens yang lebih tua, seperti Baby Boomer. Melalui produk ini, merek membangun relevansi antara millenial, Gen Z, dan Baby Boomer, sembari memberi kesempatan bagi millenial memperkenalkan teknologi ini kepada anaknya yang merupakan Gen Alpha.
“Party speaker ini bukan sekadar produk, tapi cara kami membangun awareness di kalangan Gen Z dan milenial. Dengan speaker yang stylish, nama Polytron bisa tertanam di benak mereka,” kata Albert.
Di sisi lain, untuk segmen Baby Boomer, Polytron tetap mempertahankan produk-produk home appliances dengan fitur dasar yang andal. Kulkas berukuran besar, mesin cuci dengan kapasitas tinggi, atau televisi layar lebar dengan antarmuka sederhana menjadi pilihan utama.
“Bagi mereka, yang penting produk bekerja efisien, tahan lama, dan harganya terjangkau. Kami tidak perlu menambahkan fitur AI atau IoT jika itu justru menyulitkan,” ujar Albert
BACA JUGA: Sukses dengan Motor Listrik, Polytron Garap Mobil Listrik Tahun Ini
Kustomisasi Fitur: Menyamakan Produk dengan Kebutuhan Spesifik
Selain diversifikasi, Polytron melakukan kustomisasi fitur untuk menyesuaikan produk dengan preferensi generasi tertentu. Contohnya, lini kulkas terbaru mereka menawarkan kompartemen khusus penyimpanan kosmetik—sebuah fitur yang ditujukan untuk milenial dan Gen Z yang peduli dengan perawatan kulit. Sementara itu, varian kulkas untuk Baby Boomer difokuskan pada kapasitas penyimpanan besar dan konsumsi listrik hemat.
“Kami pernah melakukan riset, generasi muda sekarang banyak yang menyimpan skincare di kulkas agar lebih tahan lama. Itu jadi peluang untuk menambahkan fitur yang membuat produk kami relevan dengan kebiasaan mereka,” ujar Albert.
Di sisi lain, fitur seperti fast cooling atau deodorizer sengaja dihilangkan pada produk tertentu untuk menjaga harga tetap terjangkau bagi segmen yang mengutamakan fungsi dasar.
Tantangan: Menghindari “Jebakan” Generasi
Meski berkomitmen menjangkau semua generasi, Polytron mengakui tantangan terbesar adalah menghindari kesalahan dalam memetakan kebutuhan. Untuk itu, tim riset Polytron aktif menganalisis tren konsumen dan perilaku generasi muda.
Mereka mengamati platform, seperti TikTok atau Instagram untuk memahami minat Gen Z dan milenial, sementara survei langsung dan umpan balik pelanggan digunakan untuk menangkap aspirasi generasi tua.
Marketing yang Menyentuh Tanpa Mengeksploitasi
Strategi pemasaran Polytron juga dirancang untuk menyentuh semua generasi tanpa terkesan menggurui. Untuk produk, seperti party speaker, mereka mengandalkan kampanye digital di media sosial dengan konten musik dan challenge yang melibatkan influencer muda.
Sementara itu, untuk home appliances, Polytron tetap menggunakan iklan televisi dan testimoni dari pengguna setia yang berasal dari generasi lebih tua.
“Kami tidak ingin terlihat seperti merek yang ‘berpura-pura muda’ hanya untuk mengejar Gen Z. Kejujuran dalam menonjolkan keunggulan produk adalah kunci,” ujar Albert.
Kolaborasi dengan publik figur pun dipilih secara selektif. Misalnya, bekerja sama dengan musisi atau kreator konten muda untuk produk elektronik hiburan, hingga mengandalkan endorser dari kalangan profesional untuk produk home appliances.
Masa Depan: Tetap Relevan di Tengah Perubahan
Ke depan, Polytron berencana memperdalam riset tentang kebutuhan generasi muda yang dinamis, sekaligus mempertahankan kepercayaan generasi tua sebagai pasar inti. Salah satu rencana mereka adalah mengembangkan produk hybrid yang menggabungkan fungsionalitas dan gaya, seperti kulkas dengan desain modular atau televisi layar datar yang bisa disesuaikan dengan dekorasi ruangan.
“Kami percaya, selama produk dirancang dengan memahami kebutuhan nyata konsumen—bukan sekadar ikut tren—merek akan tetap relevan di mata semua generasi,” tutur Albert.
Dengan kombinasi antara diversifikasi produk, kustomisasi fitur, dan strategi pemasaran yang empatik, Polytron membuktikan bahwa menjadi merek lintas generasi bukanlah hal mustahil. Kuncinya adalah tidak terjebak dalam label “untuk anak muda” atau “untuk orang tua”, melainkan fokus pada nilai utama: memberikan solusi elektronik yang tepat bagi siapa pun, kapan pun.
Editor: Ranto Rajagukguk