Diversifikasikan Bisnis, Lintasarta Incar Transformasi Digital Perusahaan

marketeers article

Perusahaan informasi teknologi (IT) Lintasarta sedang mendiversifikasikan bisnisnya. Jika selama ini 70% pendapatan perusahaan dari bisnis konektivitas, Lintasarta mulai menangkap tren transformasi digital yang dilakukan oleh banyak lembaga. Berbagai segmen pun menjadi bidikan perusahaan, mulai dari segmen manufaktur, keuangan, pendidikan, hingga pemerintahan.

“Tahun 2019 berhasil kami lalui dengan sangat baik. Pertumbuhan bisnis di angka 10%-15% pun bisa kami capai. Tahun ini, angka tersebut akan kami pertahankan. Salah satu cara dengan melebarkan bisnis kami ke solusi digital,” ujar Ade Kurniawan, General manager Corporate Secretary Lintasarta di Jakarta, Kamis (30/1/2020)

Di lini bisnis ini, Lintasarta memiliki dua produk, Skota dan Owlexa. Keduanya memiliki berbagai layanan. Secara keseluruhan, Lintasarta memberikan layanan menyeluruh untuk proses digitalisasi. “Pada intinya, kami melayani seluruh proses mulai dari konsultasi, pembangunan infrastruktur, pembuatan aplikasi, hingga sosialisasi dan edukasi pasar ketika transformasi digital siap dipublikasikan,” ujar Bayu Adi Pramono, General Manager Marketing Lintasarta.

Misalnya pada produk Skota, Lintasarta menyediakan sistem informasi kota. Mulai dari monitoring kota, command center, berbagai aplikasi, atau video analytics untuk berbagai kebutuhan. Produk ini pun ditujukan untuk segmen pemerintahan, seperti digitalisasi kota dan kabupaten.

“Kini kami telah bekerjasama dengan 20 kota dan kabupaten untuk mendigitalisasikan wilayah mereka. Sektornya pun beragam, bisa di sektor pendidikan, kesehatan, atau lingkungan. Untuk melayani segmen ini, tantangannya pun cukup besar,” ujar Senior Advisor Strategic Business Development Yosi Widiyanti.

Sepanjang perjalanan bisnsnya, Lintasarta menemukan kondisi dan sumber daya yang berbeda di setiap daerah. Misalnya saja ketersediaan internet, visi para pemimpin di daerah tersebut, hingga kebutuhan di sektor tertentu.

“Tahun 2020, kami targetkan pendapatan dari bisnis smart city hingga puluhan miliar rupiah. Pasar ini cukup seksi mengingat anggaran yang besar dan harus dikeluarkan,” tutup Bayu.

Related