DPLK BNI Sukses Gelar Layanan Digital

marketeers article

Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia untuk menyiapkan dana pensiun masih terbilang rendah. Saat ini, tingkat inklusi dana pensiun di Indonesia baru di kisaran 5%. Artinya, baru ada 5 orang di antara 100 penduduk di negara ini yang memiliki dana pensiun.

Sejauh ini, mereka yang sudah pasti memiliki dana pensiun adalah yang bekerja sebagai pegawai negeri, BUMN, polisi, dan tentara.  Belum banyak masyarakat di luar profesi tersebut yang memiliki dana pensiun. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya edukasi tentang pentingnya mempersiapkan dana untuk masa tua.

“Selain edukasi, yang tidak kalah penting adalah rasa aman yang diberikan ke nasabah. Kemudian, didukung dengan layanan yang memuaskan,” kata Saktimaya Murti, Pelaksana Tugas Pengurus Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) BNI.

Terkait layanan ini, DPLK BNI telah menggunakan teknologi digital. Sejak tahun 2018 lalu, DPLK BNI telah menghadirkan mobile application dan website BNI Simponi untuk menunjang layanan ke nasabah.  Lewat kanal digital;  nasabah mendapatkan kemudahan layanan, misalnya top-up dana, mutasi saldo, hingga memilih paket investasi yang diinginkan. Nasabah tidak perlu lagi datang ke kantor.

“Kami juga memberikan update secara rutin mengenai return yang diperoleh nasabah dan outlook berbagai jenis investasi. Sehingga, nasabah bisa memilih dan memindah dananya ke instrumen investasi yang menghasilkan return yang tinggi. Misalnya, kalau bulan ini obligasi sedang turun, pindah saja ke reksadana,” tambah Saktimaya.

Ia menambahkan, salah satu fitur layanan digital yang tidak ada di DPLK lain adalah simulasi. Simulasi ini bisa berdasarkan dua jenis, yaitu iuran atau nilai setoran dan kebutuhan. Jika berdasarkan iuran, nasabah bisa menghitung berapa return yang akan diperoleh hingga jangka waktu tertentu. Sedangkan bila berdasarkan kebutuhan, nasabah menghitung dulu dana yang dibutuhkan di masa pensiun. Kemudian, mereka menentukan jumlah iuran agar semua kebutuhan itu terpenuhi oleh dana pensiun.

Lewat berbagai layanan tersebut, DPLK BNI ingin mengedukasi masyarakat bahwa menyiapkan dana pensiun itu tidak susah. Lebih baik mempersiapkan dari awal dari pada menderita di masa tua. Semua itu sejalan dengan tagline DPLK BNI, yakni Nanti Gimana, Bukan Gimana Nanti!

Menurut Saktimaya, perencanaan dana pensiun ini sebenarnya bukan hanya untuk mempersiapkan dana di masa pensiun saja. Lebih dari itu,  juga bisa untuk mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan lain, termasuk traveling. “Lewat simulasi tersebut, nasabah bisa memasukkan rencana wisata untuk menentukan jumlah iuran. “Jadi, para milenial yang suka jalan-jalan tetap bisa merencanakan dana pensiun,” terangnya.

Nasabah dana pensiun sendiri terbagi menjadi dua jenis, yakni individu dan kolektif atau ikut program dana pensiun yang diinisiasi perusahaan tempat bekerja. Dengan mengembangkan layanan digital,  DPLK BNI bisa dikatakan mulai menggarap pasar ritel, di saat DPLK lain masih fokus ke pasar korporat.

Pasar ritel yang digarap DPLK BNI di antaranya segmen startup atau orang-orang muda yang bekerja di perusahaan-perusahaan rintisan hingga pekerja-pekerja di sektor informal. Termasuk pula, menggarap para sopir ojek online. “Untuk para pekerja informal dan driver ojol, nilai iurannya kecil. Yang penting ada kesadaran berinvestasi untuk masa depan,” terangnya.

Hal penting lain dalam pengelolaan dana pensiun adalah memilih lembaga keuangan yang terpercaya. Sebagai unit dari salah satu bank BUMN terbesar, sudah pasti DPLK BNI tidak diragukan lagi keamanannya. Prinsip prudent menjadi pegangan DPLK BNI dalam mengelola dana nasabah. DPLK BNI hanya menggandeng lembaga-lembaga keuangan yang memiliki rating A+. “Prinsip kami bukan saja mendatangkan return yang bagus, tapi juga secure,” tegas Saktimaya.

    Related