Dua Modal UKM Rebut Momentum Kebangkitan Pariwisata

marketeers article
Small business parcel for shipment to client at home, Young entrepreneur SME freelance man working online business by using smart phone with making on purchase order and preparing package product.

Sejak pandemi melanda dunia, sektor pariwisata menjadi industri potential losers akibat sangat bergantungnya industri ini dengan kunjungan dan aktivitas penuh interaksi. Sebagian besar pelaku usaha yang termasuk pada bisnis koperasi dan UKM pun menambah lebar domino effect dari turunnya industri pariwisata akibat pandemi.

Di tengah tantangan tersebut, pemerintah sudah merancang lima skema untuk menyelamatkan UKM. Di antaranya bantuan sosial, relaksasi dan restrukturisasi kredit, insentif perpajakan, perluasan pembiayaan, serta bantuan lembaga pemerintah.

Menjelang masa pemulihan pascapandemi, pelaku UKM harus melakukan percepatan dan ketepatan untuk kembali tumbuh. Nyatanya, ada dua masalah, yaitu kurangnya nilai entrepreneur dan profesionalitas. Pelaku UKM harus bisa bersikap seperti pengusaha pada umumnya. Contohnya adalah mulai mengelola keuangan, mencatat laporan keuangan dengan teratur, menyusun strategi usaha, dan menyusun inovasi bisnis.

“Pengusaha UKM juga harus melihat peluang yang ada di pasar. Seperti manfaatkan digitalisasi yang sedang berkembang. Mereka juga harus memperhitungkan risiko untuk menciptakan solusi sebelum risiko tersebut terjadi,” kata Jacky Mussry, President ICSB dalam gelaran The 6th Strategic Discussion: Redefining Sustainable Tourism Roadmap.

Lebih lanjut, UKM juga harus menentukan orientasi bisnis mereka. Lewat hal ini, pengelolaan bisnis UKM juga akan lebih baik. Jacky memberikan contoh dengan packaging. UKM dengan orientasi bisnis ekspor dapat memilih desain packaging yang lebih kuat dan menjamin kualitas barang, bahkan setelah melewati perjalanan logistik yang jauh. Sementara itu, UKM dengan orientasi bisnis lokal dapat menggunakan desain packaging yang lebih sederhana, namun harus tetap bisa menjamin kualitas barang saat sampai ke tangan konsumen.

“Tidak hanya itu, orientasi bisnis juga bisa menentukan bagaimana bisnis akan berjalan. Pelaku UKM harus profesional dengan menyusun strategi pemasaran yang sesuai dengan pasarnya,” kata Jacky.

Luhur Pradjarto, Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM mengatakan tahun 2021 dipercaya akan menjadi momentum untuk tumbuh. Menyusul semakin masifnya distribusi vaksin, roda perekonomian pun mulai bergerak normal. Sejumlah kegiatan ekonomi mulai menggenjot bisnisnya. UKM tentu tidak boleh tertinggal dalam hal ini.

“Era new normal akan mendorong perilaku kegiatan ekonomi baru. Pelaku UKM harus bisa membaca konsumen, mengutilisasi kapasitas melalui diferensiasi produk dan jasa, mengomunikasikan keunikan produk, dan digitalisasi untuk tumbuh,” tutup Luhur.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related