Dukung Green Tourism, PLN Bangun SPKLU di Tempat Wisata Favorit

marketeers article
Dukung Ekosistem Mobil Listrik, PLN Siapkan Ratusan SPKLU di Jabar. (Foto: PLN)

Dalam memperkuat komitmennya untuk mendukung Green Tourism di Indonesia, PT PLN (Persero) membangun SPKLU yang berlokasi di titik-titik strategis jalan utama dan tempat wisata. Upaya PLN ini juga menggandeng Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (kemenparekraf) dan PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF Aero Asia) guna menyukseskan program tersebut.

Hikmat Drajat, Executive Vice President Pemasaran dan Pengembangan Produk PLN mengatakan pihaknya telah mempersiapkan infrastruktur agar kendaraan listrik dapat digunakan dengan nyaman. Melalui SPKLU yang berlokasi di rute jalan nasional serta tempat wisata favorit, program Green Tourism yang diinisiasikan pemerintah diharapkan terlaksana dengan baik.

“Ekosistem yang kami bangun ini berdasarkan rute jalan nasional dan bisa menjangkau seluruh wilayah di Indonesia. Kemarin kami telah melakukan touring dari Jakarta ke Bali menggunakan mobil listrik. Jadi, tidak perlu khawatir kehabisan baterai di jalan,” ujar Hikmat dikutip dari laman PLN.

PLN memiliki tanggung jawab dalam menyediakan sarana dan infrastruktur tempat pengisian baterai motor dan mobil listrik. Guna memenuhi hal tersebut, PLN memperluas kemitraan SPKLU melalui tiga skema, yaitu SPKLU PLN mandiri, SPKLU Investor Own Operate (IO2), dan SPKLU Sharing Economy Model.

Terhitung hingga Juni 2022, sebanyak 139 SPKLU telah dibangun oleh PLN di seluruh Indonesia. Selain itu, PLN juga memulai pembangunan jaringan SPKLU pada rute-rute utama di Sumatera, Sulawesi, dan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan secara intensif. Untuk di Papua dan Maluku sendiri, SPKLU dipersiapkan pada daerah-daerah wisata. Dalam hal ini, Green Tourism ingin segera diwujudkan sehingga PLN mengajak Kemenparekraf untuk bekerja sama.

Frans Teguh, Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kemenparekraf mengungkapkan peranan kendaraan listrik sangat penting dalam pembangunan Green Economy serta Sustainable Tourism. Melihat sektor pariwisata juga menyumbang 8% emisi karbon dunia, maka perlu lebih ditingkatkan pada sektor tersebut.

”Karena setiap orang melakukan perjalanan wisata akan menghasilkan emisi karbon, baik itu transportasi, penginapan, maupun aktivitas konsumsi lainnya,” ujar  Frans.

Perusahaan yang bergerak pada bidang Aviasi terutama Maintenance Repair, and Overhaul (MRO) turut melakukan transisi kendaraan pendorong pesawat (pushback car) dan pengangkut bagasi (baggage tractor) dengan kendaraan listrik. Hal ini dilakukan dengan harapan kawasan bandara dapat menjadi lebih hijau.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related