East Ventures Digital Competitiveness Index Petakan Daya Saing Digital Indonesia

marketeers article
East Ventures Digital Competitiveness Index (EV-DCI) Petakan Daya Saing Digital Indonesia. (123rf.com)

East Ventures bersama Katadata Insight Center telah meluncurkan East Ventures Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2024. Ini merupakan edisi kelima sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2020.

Laporan EV-DCI 2024 memetakan daya saing digital Indonesia dengan tema “Mewujudkan Kedaulatan Digital Indonesia”. Kedaulatan digital menjadi aspek penting bagi negara dalam memaksimalkan perkembangan digitalisasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Willson Cuaca, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures mengatakan pihaknya senang dapat kembali menghadirkan laporan East Ventures-Digital Competitiveness Index 2024.

“Sejak diluncurkan pertama kali pada tahun 2020, komitmen kami selalu sama, yaitu mendorong inklusi dan kolaborasi untuk mewujudkan keadilan dan kedaulatan digital bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata Wilson dalam laporannya, Sabtu (25/5/2024).

BACA JUGA: Memakai Buku Jadi Alat Detoksifikasi dan Self-Improvement di Era Digital

Laporan EV-DCI 2024 menyajikan data daya saing digital di 38 provinsi dan 157 Kota/Kabupaten di Indonesia. Skor EV-DCI 2024 mencapai 38,1, meningkat dari skor 37,8 pada 2023 dan 35,2 pada 2022, menunjukkan tren positif daya saing digital di Indonesia.

Peringkat Daya Saing Digital

Pada EV-DCI 2024, sepuluh provinsi dengan skor tertinggi masih didominasi oleh provinsi di Pulau Jawa. DKI Jakarta menempati posisi pertama dengan skor 78,2, diikuti Jawa Barat dan Jawa Timur dengan skor 60,0 dan 52,3.

Provinsi lainnya dalam sepuluh besar adalah DI Yogyakarta, Banten, Bali, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Sumatera Utara, dan Jawa Tengah. Willson Cuaca menambahkan pihaknya berharap laporan ini dapat menjadi acuan bagi pihak terkait dalam membangun ekosistem digital Indonesia.

“Laporan ini merupakan bukti komitmen kami dalam mempersiapkan Indonesia memasuki era dividen demografi dini dan membangun ekonomi digital yang lebih kuat menuju Generasi Emas 2045,” ujar Wilson.

BACA JUGA: Penipuan Digital Perlu Ditekan lewat Kebijakan Adaptif

Perbedaan Laju Pembangunan Digital

EV-DCI 2024 juga menunjukkan adanya perbedaan laju pembangunan digital di berbagai provinsi. Kalimantan Barat dan Gorontalo, misalnya, sama-sama menunjukkan peningkatan tetapi Gorontalo mengalami peningkatan lebih pesat. Gorontalo naik sepuluh peringkat menjadi posisi 20, sementara Kalimantan Barat menurun 3 poin.

“Penurunan pilar Penggunaan TIK dan Pengeluaran TIK yang dipicu oleh melemahnya daya beli akibat inflasi serta tekanan eksternal lainnya menunjukkan bagaimana situasi ekonomi makro mempengaruhi daya saing digital Indonesia. Pemerintah perlu memandang isu ini secara holistik,” ujar Adek Media Roza, Direktur Eksekutif Katadata Insight Center.

Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang besar, yang menjadi komponen penting untuk menghindari jebakan negara berpendapatan menengah dan mencapai Indonesia Emas 2045. Namun, untuk mewujudkan kedaulatan digital, diperlukan penguatan daya saing digital secara berkelanjutan.

Pemerintah Indonesia telah menjalankan berbagai program, seperti UMKM Go Digital dan Literasi Digital, yang menunjukkan hasil positif dalam meningkatkan daya saing digital.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS