Affiliate Marketing ala AZKO, Maksimalkan Konten dan Komunitas

marketeers article
AZKO. (Sumber: dok. AZKO)

Keranjang kuning dan link affiliate rasanya sudah jadi keyword yang hampir setiap hari kita temui di media sosial, baik itu TikTok, Instagram, maupun X. Tren yang dikenal dengan affiliate ini memang jadi salah satu tren marketing yang semakin marak diadopsi para pelaku usaha, tak terkecuali oleh AZKO.

Merek home living yang baru saja rebranding di awal tahun 2025 ini mengadopsi affiliate marketing sebagai upaya membangun brand awareness dan relevansi di tengah masyarakat.

Teresa Lucia Wibowo, Direktur PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) mengungkapkan, affiliate marketing jadi salah satu strategi pemasaran berbasis kolaborasi yang sangat relevan dengan era saat ini.

“Di tengah masifnya konten digital dan user generated content, pendekatan ini memungkinkan brand untuk terhubung lebih autentik dengan audiens melalui pihak ketiga yang kredibel,” ujar Teresa dalam wawancara tertulisnya dengan Marketeers pada  beberapa waktu lalu.

Teresa juga mengatakan, cara ini juga dapat menciptakan ekosistem win-win solution bagi brand dan para mitra. Menurutnya, affiliate marketing telah berevolusi dari sekadar program referral menjadi strategi pemasaran yang semakin terintegrasi dengan konten, data, dan komunitas.

BACA JUGA Siapkan Capex Rp 300 Miliar, ACES Genjot Ekspansi AZKO dan ESG

“Di industri home living, tren ini tumbuh seiring dengan meningkatnya peran content creator, baik dalam membangun inspirasi gaya hidup maupun edukasi produk,” terang Teresa.

Kendati demikian, pendekatan yang dilakukan oleh AZKO tidak berhenti di sekadar distribusi link referral. AZKO menekankan narasi yang human-centric, relatable, dan kontekstual, menjadikan affiliator bukan hanya sebagai alat promosi, melainkan sebagai perpanjangan tangan brand untuk menjangkau masyarakat secara lebih emosional dan personal.

“Melalui para affiliator, kami tidak hanya menjangkau calon konsumen lebih luas lagi, tetapi juga membangun narasi yang lebih human-centric agar bisa hadir di tengah keseharian masyarakat,” ujar Teresa.

Untuk memperkuat pendekatan human-centric ini, AZKO memanfaatkan berbagai kanal digital seperti Instagram, TikTok, dan YouTube, serta fitur affiliate di platform e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, dan ruparupa.

Strategi ini tidak hanya memperluas jangkauan, tetapi juga memungkinkan monitoring dan personalisasi kampanye secara lebih efektif.

Pendekatan Storytelling

Lewat program affiliate, AZKO berupaya menyampaikan produk-produknya lewat pendekatan storytelling dari konten keseharian para affiliator.

“Baik melalui review penggunaan produk, ide penataan ruang, hingga rekomendasi gaya hidup, AZKO mendorong konten yang menginspirasi audiens untuk lebih mengenal dan percaya pada produk-produk mereka,” terang Teresa.

Pendekatan ini membuat pesan brand terasa lebih otentik dan dapat diterima secara natural oleh audiens yang sudah mempercayai para affiliator sebagai sumber rekomendasi.

BACA JUGA Bukukan Kinerja Positif, Laba Perusahaan Induk AZKO Tembus Rp 892 Miliar

Fokus pada relevansi

Dalam memilih mitra affiliate, Teresa mengatakan, AZKO lebih menekankan pada relevansi audiens, kualitas konten, dan keselarasan nilai dengan brand.

“Kami tidak semata mengejar angka followers, tapi lebih pada engagement dan kesesuaian nilai antara brand dan kreator. Hal ini menjadi bagian dari strategi membangun koneksi yang lebih mendalam dan berdampak jangka panjang,” jelasnya.

Dengan kata lain, AZKO mengedepankan kualitas daripada kuantitas, terutama dalam membangun brand trust di tengah konsumen digital yang semakin selektif.

Lebih lanjut mengenai komisi, Teresa menjelaskan bahwa AZKO merancang secara kompetitif dan variatif.

“Skema komisi kami rancang secara kompetitif dan variatif, menyesuaikan dengan kategori produk, nilai transaksi, serta bentuk kontribusi dari masing-masing affiliator,” terang Teresa.

Bukan hanya komisi langsung dari penjualan, AZKO juga menyediakan extra komisi untuk kampanye tertentu.

Teresa mengungkap pihaknya juga membuka peluang untuk seeding produk, tergantung pada produk yang sedang menjadi highlight maupun minat dari affiliator, sehingga kolaborasi bisa lebih relevan dan berdampak optimal bagi kedua belah pihak.

Pertumbuhan lewat afiliasi

Pendekatan affiliate marketing memberikan dampak signifikan bagi AZKO, terutama dalam memperkuat brand recall dan mempercepat adopsi produk baru.

“Kami menggunakan kombinasi metrik kuantitatif dan kualitatif, mulai dari conversion rate, sampai social sentiment dan brand mention,” jelas Teresa.

BACA JUGA Berdayakan 90% Pekerja Lokal, AZKO Ekspansi ke Jayapura

Salah satu contoh keberhasilannya terlihat pada kampanye bersama micro-influencer di Instagram yang berhasil meningkatkan transaksi produk hingga 500% hanya dalam waktu satu minggu, dengan conversion rate yang melampaui rata-rata industri. Tak hanya itu, tingginya interaksi berupa komentar dan share menunjukkan konten tersebut memiliki pengaruh terhadap target audiens.

Tren penjualan melalui affiliate pun cukup signifikan, menurut Teresa, terlepas dari penjualan offline yang masih menjadi kontributor utama. Khususnya, dalam kampanye berbasis seasonal atau produk baru.

“Kontribusinya terhadap online sales mencapai double digit dan terus bertumbuh seiring peningkatan jumlah affiliator aktif dan kualitas konten mereka,” terang Teresa.

Dengan menempatkan hubungan kemitraan di atas pendekatan transaksional, AZKO menunjukkan komitmen jangka panjang dalam membangun ekosistem affiliate yang berkelanjutan.

Melalui pelatihan, kolaborasi kreatif, dan sistem feedback dua arah, AZKO berhasil menciptakan rasa memiliki di antara para affiliator yang menjadi ujung tombak distribusi konten dan promosi produk.

Ke depan, strategi ekspansi ke platform baru, marketplace komunitas, hingga pendekatan omnichannel menjadi langkah nyata AZKO dalam memperkuat sinergi antara brand, kreator, dan konsumen.

“Inilah fondasi kokoh yang memungkinkan program affiliate terus tumbuh relevan dan berdampak di tengah dinamika pemasaran digital,” tutup Teresa.

Editor: Tri Kurnia Yunianto

Related

award
SPSAwArDS