Education Marketing: Bangun Citra dan Reputasi dari Institusi Pendidikan

marketeers article
education marketing | sumber: 123rf

Pendidikan menjadi salah satu sektor yang berada dalam irisan bidang bisnis dan pendidikan. Agar lembaga pendidikan dapat bersaing dan terus eksis menjadi lembaga yang unggul dan terpercaya, education marketing menjadi salah satu cara yang perlu dilakukan. 

Dalam education marketing menjadi penawar dari lingkaran ambigu antara aktivitas bisnis sekaligus pendidikan yang harus sama-sama diseimbangkan. 

Philip Kotler dalam jurnal “Education Marketing Research” oleh Xiaogang Yang (2016) menyebutkan dahulu marketing banyak digunakan untuk sektor industri dan komersial, namun dalam beberapa tahun terakhir, marketing menjadi bagian dari strategi pengembangan di organisasi non-profit (NGO), seperti universitas, museum, rumah sakit, dan institusi lainnya. 

Pengertian education marketing

Dalam Xiaogang Yang (2016), konsep dari education marketing sesungguhnya adalah pengaplikasian dari teori dan metode manajemen marketing dalam bidang pendidikan. Philip Kotler juga menyebutnya sebagai “strategic marketing of education institutions”.

Kata “education” berarti bidang atau industri, dalam hal ini sektor organisasi nirlaba, yaitu institusi pendidikan. Dengan begitu, jelas bisa kita sebut jika education marketing ini termasuk dalam non-profit marketing, seperti government marketing dan social marketing. 

Menurut Kong (2011), pemasaran pendidikan adalah layanan pendidikan yang ditawarkan oleh institusi pendidikan di tingkat apapun untuk memenuhi kebutuhan sosial dan personal melalui proses manajemen pasar agar dapat mencapai tujuan dari pendidikan, menjaga keberlanjutan dan pengembangan dari institusi pendidikan. 

Sementara itu, menurut Feng (2007), education marketing merupakan perencanaan proses manajemen pasar oleh institusi pendidikan dalam jangka panjang agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi dari pendidikan modern, menyediakan layanan pendidikan yang berkualitas demi memenuhi permintaan konsumen dan membangun pendidikan suatu negara. 

BACA JUGA: Nonprofit Marketing: Strategi Bangun Empati Donatur dan Sukarelawan

Tujuan dari penerapan pemasaran pendidikan ini tentu tidak sekadar mengejar keuntungan ekonomi saja, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan kinerja, menurunkan biaya, memuaskan para pelajar, orang tua, dan para guru, dan tentu memperbesar dampak sosial yang dapat diberikan oleh institusi pendidikan. 

Dalam sektor pendidikan, strategi education marketing yang juga dapat dilakukan tidak jauh berbeda dengan strategi yang banyak digunakan oleh sektor bisnis, seperti survei dan proyeksi pasar, segmentasi pasar, market positioning, digital marketing, promosi, dan lainnya.

Penerapan strategi pemasaran pendidikan

Salah satu penerapan education marketing yang cukup dapat dirasakan adalah kehadiran para startup dalam bidang edutech yang mengemas pendidikan dengan sentuhan teknologi, sehingga pendidikan terasa menjadi lebih sederhana, praktis, mudah diakses, dan terdigitalisasi.

Di Indonesia sendiri, startup edutech ini dapat dibilang telah mendisrupsi sektor pendidikan Indonesia, terutama pada saat masa pandemi yang mengharuskan semua siswa hingga mahasiswa belajar dari rumah pada beberapa tahun lalu. 

Para pemain startup edutech kelimpahan permintaan dan tentunya saling bersaing untuk bisa menggarap pelanggan yang jauh lebih banyak. Maka dari itu, rancangan strategi education marketing menjadi senjata yang perlu dieksekusi oleh setiap startup tersebut. 

BACA JUGA: Buat NGO Berkembang dengan 5 Tips Nonprofit Marketing!

Umumnya, strategi yang umum digunakan mulai dari social media marketing di saluran-saluran media yang relevan dengan target audiens, mulai dari para pelajar, mahasiswa, bahkan hingga orang tua. 

Untuk meningkatkan kinerja iklan, digital ads juga menjadi salah satu cara yang penting untuk dilakukan dan perlu masuk kedalam marketing budget. Dengan digital ads, iklan yang dilakukan uga dapat ditargetkan sesuai dengan persona yang ditargetkan.

Sebagai startup yang menyediakan platform dan layanan belajar mengajar, maka user experience juga menjadi salah satu bagian dari pemasaran pendidikan yang penting untuk diinvestasikan. Bangun user experience yang baik agar pengguna merasa puas dan nyaman menggunakan platform tersebut. 

Untuk membangun persepsi calon pengguna baru, customer review juga jadi salah satu pertimbangan yang paling dicari oleh calon pengguna. Dengan begitu, jangan lupa untuk selalu meminta feedback dari para pengguna. 

Feedback yang positif akan membangun persepsi positif, sedangkan feedback yang kurang baik dapat menjadi bahan untuk terus memperbaiki dan mengembangkan layanan.

Demikianlah penjelasan dari education marketing yang sangat diperlukan oleh berbagai institusi pendidikan, tidak hanya para startup edutech, tetapi juga sekolah formal, seperti SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi.

Bangun citra positif dan reputasi dari institusi pendidikan Anda dengan strategi pemasaran pendidikan yang tepat sasaran dan terencana. 

BACA JUGA:  Social Marketing: Pemasaran untuk Mengubah Perilaku Hidup Masyarakat

Editor: Ranto Rajagukguk

Related