Education New Zealand Gelar Kompetisi Wirausaha Pertanian untuk Gen-Z

marketeers article
Planted on the field in a bright sunny day. Agriculture, agro-industry. Innovations and technologies. Scientific work and development of new methods and selection of varieties, genetic engineering.

Semangat kewirausahaan menjadi penting di saat ekonomi sedang sulit. Untuk itu, Education New Zealand, Kopi Tuli, dan Lincoln University menggelar Kompetisi Ide Wirausaha Indonesia (KIWI CHALLENGE 2020) untuk pelajar SMA sederajat. Termasuk, pelajar penyandang disabilitas di kawasan Jabodetabek. Kompetisi ini mengusung tema Ide Wirausaha Sosial di Bidang Pertanian.

‘’Education New Zealand sangat antusias dalam penyelenggaraan KIWI CHALLENGE 2020. Sebagai perwakilan pemerintah New Zealand, kami berharap dapat membagikan pengetahuan yang kami miliki di bidang inovasi sekaligus menggerakan jiwa wirausaha kepada para pelajar di Indonesia,’’ kata Ben Burrowes, Direktur Asia Timur dari Education New Zealand.

Ia menambahkan, meski New Zealand Negara terletak di ujung dunia, tapi memiliki  cara yang unik dalam menghadapi berbagai tantangan. Keisolasian juga membentuk negara ini sebagai  inovator.

“Sistem pendidikan kami dibangun untuk menciptakan para pemikir yang kreatif, analitik, dan kritis, sehingga murid tidak takut untuk mengajukan pertanyaan serta selalu terbuka akan berbagai tantangan. Tujuan kami adalah menunjukkan perspektif baru dan energi kreatif yang New Zealand miliki kepada anak muda di Indonesia melalui KIWI CHALLENGE 2020,’’ lanjut Ben Burrowes.

Pemilihan tema KIWI CHALLENGE 2020 merupakan upaya Education New Zealand untuk  turut mendukung salah satu misi pemerintah Indonesia dalam meningkatkan minat anak muda di sektor pertanian. Kompetisi ini juga diharapkan dapat memotivasi generasi Z untuk berkontribusi kepada masyarakat melalui skema wirausaha sosial.

Itulah mengapa Education New Zealand menggandeng dua mitra utama. Lincoln University, salah satu universitas di New Zealand yang memiliki keunggulan dan prestasi di bidang pertanian.  Sedangkan Kopi Tuli, sebuah kafe berbasis wirausaha sosial yang pemilik dan pekerjanya adalah teman Tuli.

Putri Santoso, Co-Founder Kopi Tuli, KIWI CHALLENGE bisa menjadi platform inklusif untuk semua kalangan. Untuk itu, Kopi Tuli mengundang teman-teman penyandang disabilitas untuk mengikuti kompetisi ini.

“Untuk menggaungkan gelaran ini, penyelenggara KIWI CHALLENGE 2020 melakukan virtual roadshowke sekolah-sekolah yang ada di Jabodetabek. Selain mempromosikan kompetisi, virtual roadshow juga membuka ruang interaksi antara kami, teman Tuli, dan juga teman nonTuli. Hal ini sejalan dengan misi Kopi Tuli yang ingin membuka ruang interaksi sebanyak-banyaknya,” katanya. 

Kompetisi ini tidak dipungut biaya dan telah dibuka pendaftarannya sejak 12 Oktober 2020. Sementara tahap final akan dilaksanakan secara virtual pada 22 November mendatang. Para peserta nantinya akan bersaing untuk mendapatkan hadiah total senilai Rp 10.000.000 serta hadiah paket kursus daring dari Lincoln University.

Setiap sekolah dapat mengirimkan maksimal dua tim, yang masing-masing terdiri dari tiga sampai lima orang peserta, serta seorang guru sebagai pendamping. Sebagai tahap awal, setiap tim diwajibkan untuk mengirimkan satu ide video wirausaha sosial berdurasi maksimal tiga menit yang belum pernah dilombakan sebelumnya. Video tersebut menjelaskan ide produk/jasa dan dampak positif yang mereka harapkan. Selanjutnya, penyelenggara akan mengumumkan lima tim terbaik yang masuk  ke tahap final pada awal November 2020.

    Related