Edukasi Transaksi Online, BCA Gelar e-Shopping Carnival

marketeers article
Belanja online melalui situs e-commerce menjadi tren baru di masyarakat. Namun, tetap saja persentase angka belanja e-commerce masih minim, hanya mencapai US$ 12 miliar pada tahun 2014. Salah satu penyebabnya adalah anggapan masyarakat yang menilai bahwa transaksi online belum aman. Terlebih lagi alat pembayarannya (payment gateway) yang masih terbatas.
 
Menyikapi hal ini, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berupaya memberikan solusi secara total bagi layanan transaksi online yang mengedepankan keamanan dan kenyamanan bagi pemegang kartu. Dukungan ini ditunjukan melalui acara e-Shopping Carnival 2015.
 
“Sejalan dengan berkembangnya potensi bisnis e-commerce tersebut, BCA berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan menyediakan layanan pembayaran online untuk kartu Visa, MasterCard, JCB, dan American Express,” ujar Santoso, di Menara BCA, Jakarta Pusat, Senin (30/11/2015).
 
Santoso menambahkan, keempat kartu tersebut telah dilengkapi dengan metode otentifikasi 3D-Secure bagi para pemegang kartu ketika bertransaksi online, guna menghindari penyalahgunaan kartu,  yaitu verified by Visa, MasterCard secureCode, J/secure, dan American Express safeKey.
 
“Kami juga memiliki BCA Klikpay untuk layanan pembayaran online Debit BCA dan BCA Card. BCA senantiasa mendukung 16 merchant online yang sudah bergabung untuk memproses transaksi secara mudah aman dan terpercaya,” tambah Santoso.
 
BCA ingin meningkatkan loyalitas serta mendorong para merchant untuk melakukan transaksi pembayaran online yang sekaligus mampu meningkatkan volume penjualan para merchant melalui acara BCA Merchant e-shopping Carnival 2015, yang akan dilaksanakan pada 8-10 Desember 2015.
 
“Kami juga memberikan tambahan cash back Rp100.000 khusus untuk 50 pemegang kartu BCA Visa dan BCA MasterCard yang bertransaksi per hari selama periode program,” pungkasnya.
 
Berdasarkan data Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) pada tahun 2016 mendatang diperkirakan transaksi online akan meningkat menjadi US$ 25 miliar atau Rp 295 triliun.
 
Editor: Sigit Kurniawan

    Related