Efek Kebijakan PEN, Industri Pengolahan Nonmigas Tumbuh 3,67%

marketeers article
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (FOTO: Kemenperin)

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut sektor industri pengolahan nonmigas berhasil tumbuh 3,67% sepanjang tahun 2021. Catatan tersebut menjadi peningkatan berarti jika dibandingkan adanya kontraksi hingga 2,52 persen akibat dampak pandemi Covid-19. 

Adanya pemulihan sektor industri pengolahan nonmigas sehingga dapat tumbuh pada tahun 2021 lalu, dipengaruhi berbagai kebijakan strategis pemerintah. Kebijakan strategis tersebut dirangkum dalam upaya pemulihan ekonomi nasional (PEN) untuk mendongkrak produktivitas dan menciptakan iklim usaha kondusif.

Mengacu data keluaran Badan Pusat Statistik (BPS) sejumlah sektor industri pengolahan bertumbuh cukup signifikan. Termsuk industri alat angkutan (bertumbuh 17,82%) yang diikuti oleh industri logam dasar (11,5%) dan industri mesin dan perlengkapan (11,43%).

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut industri pengolahan nonmigas tumbuh usai adanya insentif fiskal dan nonfiskal. Penyederhanaan peraturan di berbagai sektor turut berperan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya pada ranah industri pengolahan nonmigas.

“Sejalan dengan upaya mempercepat pemulihan ekonomi nasional, diperlukan kebijakan untuk memberikan kepastian berusaha, dan kepastian hukum. Selain itu, penciptaan iklim usaha yang memberi rasa aman dan kondusif untuk melakukan kegiatan usaha khususnya di sektor industri,” kata Agus dalam keterangan resminya.

Terdapat tiga kebijakan strategis dari Kemenperin yang mampu memberi dampak positif kepada industri pengolahan nonmigas sehingga bisa tumbuh sepanjang tahun 2021. Tiga kebijakan itu adalah Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI), kebijakan substitusi impor 35% hingga tahun 2022, dan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

Kemenperin juga menaruh perhatian pada pengembangan industri kecil menengah (IKM) maupun hilirisasi industri karena memiliki dampak yang luas bagi perekonomian. Terbukti, bahwa dua hal tersebut mampu mendorong industri pengolahan nonmigas untuk tumbuh pada tahun 2021 lalu, terlepas masih adanya pengaruh negatif pandemi Covid-19.

“Strategi pemenuhan bahan baku bagi industri juga harus menjadu perhatian di masa lonjakan kasus Covid-19 yang sedang terjadi sekarang, agar industri tetap berproduksi memenuhi permintaan ekspor dan dalam negeri,” ujar Menperin menambahkan.

Laporan BPS juga mengungkap industri pengolahan, termasuk sektor nonmigas, masih memberi kontribusi terbesar bagi ekonomi indonesia untuk bertumbuh sepanjang tahun 2021. Pencapaian terbesar datang dari produksi mobil dan motor yang masing-masing bertumbuh hingga 62,56% dan 34,41%.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related