Efektifkah Strategi Diskon Akhir Tahun Bagi e-Commerce?

marketeers article

Kuartal empat merupakan momen besar bagi pemain e-commerce. Para pemain berlomba menawarkan berbagai promo guna menarik lebih banyak transaksi jual beli. Tak jarang, para pemain rela menggelontorkan dana yang tak sedikit untuk memberikan diskon super besar lewat flash sale dan berbagai program lain bagi para pembeli. Namun, efektifkah strategi ini bagi pemain e-commerce?

Tren belanja akhir tahun tak hanya terjadi di Amerika Serikat dan Eropa melalui Black Friday dan Boxing Day. Di kawasan Asia, salah satu momen pesta diskon akhir tahun yang cukup diganderungi adalah Singles’ Day. Bahkan, satu dari lima penduduk Indonesia berdasarkan riset yang dilakukan Facebook ditemukan berbelanja online pada Singles’ Day.

“Singles’ Day yang jatuh pada 11 November menjadi salah satu hari online shopping terbesar bagi konsumen Asia Tenggara. Facebook menemukan, konsumen Asia Tenggara lebih banyak berbelanja online selama periode ini dibandingkan rata-rata secara global ketika Black Friday digelar. Singles’ Day menghasilkan konversi lebih dari 1,3x dibandingkan rata-rata hari lain,” ungkap Industry Lead Digital Natives Facebook Arjun Sarwal di Jakarta, Rabu (24/10/2018).

Tak heran jika para pemain e-commerce tak segan menggelontorkan dana yang besar untuk merebut pasar.

Blibli.com misalnya, anak perusahaan Djarum ini telah jauh-jauh hari mempersiapkan pesta diskon akhir tahun mereka mulai dari “Blibli Histeria 10.10”, “Blibli Histeria 11.11” di hari Singles’ Day, dilanjutkan dengan “Blibli Histeria 12.12”. Demikian pula Shopee yang justru lebih jauh-jauh hari memberikan diskon akhir tahun, dari “Shopee 9.9. Super Shopping Day”, “Shopee 10.10 Festival”, “Shopee 11.11 Big Sale” pada Singles’ Day, hingga nanti di 12.12.

Direktur Shopee Indonesia Handhika Jahja mengungkapkan, cara ini efektif untuk mendongkrak penjualan Shopee. Melalui cara ini, mereka mampu meraih transaksi yang jauh lebih besar selama periode akhir tahun. Pada program Shopee 9.9. Super Shopping Day lalu, Shopee mencatatkan lima juta transaksi dalam satu hari.

Sementara untuk Singles’ Day tahun lalu, Shopee berhasil mencapai 2,5 juta total pesanan. Angka ini 4,5 kali lebih banyak dibandingkan dengan tahun 2016. Lebih dari 120 ribu merek dan penjual berpartisipasi. Sebesar tujuh juta item pun ludes terjual. Antusiasme yang tinggi juga terlihat dari lonjakan lalu lintas aplikasi regional Shopee hingga tiga kali lipat dalam 10 menit program 11.11 Shopee tahun lalu.

Hal ini menunjukkan karakteristik mayoritas konsumen yang ternyata masih “sensitif” dengan iming-iming diskon, potongan harga, flash sale, apapun judulnya. Namun para pemain pun harus waspada akan perang harga alias Price War.

Price fight and commercial competition as a business concept

Elevenia sebagai salah satu pemain awal e-commerce Indonesia nampaknya sadar strategi seperti ini tak akan membuat bisnis sustain.

“Kami ibaratkan bisnis e-commerce itu seperti marathon. Jadi, bukan sekadar kecepatan tumbuh, tapi daya tahan untuk waktu yang panjang,” kata Edward Killian Suwignjo, Chief Sales & Marketing Officer Elevenia yang kini memimpin Elevenia ke arah model bisnis baru.

Elevenia mulai mengurangi strategi diskon mereka. Hasilnya, memang jumlah pengguna elevenia menurun namun menurut Edward secara bisnis justru menapak ke kondisi yang jauh lebih sehat. “Sejak menerapkan model bisnis baru ini, secara net profit kami tumbuh positif,” katanya.

Soal rata-rata budget yang digelontorkan konsumen Indonesia untuk berbelanja online selama periode ini di tahun 2017, Facebook menemukan angkanya berkisar Rp 6.8 juta per orang. Dan 47% dari konsumen tersebut berencana berbelanja lebih besar lagi di tahun mendatang.

Related