Ekonomi Internet Indonesia Menguat, SDM Harus Andal

marketeers article
How Dropshipping Works.

Ekonomi internet menguat di kawasan Asia, termasuk Indonesia. Fakta ini dilandasi oleh laporan e-Conomy SEA 2021 oleh Google, Temasek, dan Bain & Company yang menyatakan pesatnya tingkat adopsi layanan di digital di kawasan tersebut. Termasuk investasi ekonomi internet Asia Tenggara yang tercatat tertinggi pada tahun 2021 meski pandemi masih melanda. Mayoritas investasi tersebut datang dari industri e-commerce dan jasa keuangan digital.

Tren penguatan tersebut akan terus berlanjut pada tahun-tahun mendatang. Diproyeksikan ada 70-80% nilai transaksi di Asia Tenggara akan sepenuhnya digital pada tahun 2030. Sementara, Gross Merchandise Value (GMV) Asia Tenggara diperkirakan bakal melampaui prediksi dan akan mencapai US$ 360 miliar pada tahun 2025. Indonesia diperkirakan akan mencapai dua kali lipat GMW Asia Tenggara pada tahun 2030.

Pertumbuhan ekonomi internet Indonesia tersebut sebaiknya diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Hal ini diyakini oleh Debora Bangun, HR Director OVO, yang menyatakan pesatnya ekonomi digital harus disertai SDM andal. “OVO menyadari bahwa industri teknologi keuangan akan berkembang lebih optimal bila ditopang oleh bakat-bakat dari aneka latar industri dan bukan sebatas industri,” kata Debora.

Dengan latar belakang tersebut, sambung Debora, OVO mampu berinovasi dalam layanan keuangan. Asal tahu saja, talenta-talenta OVO cukup beragam latar belakangnya, seperti arsitektur, lembaga swadaya masyarakat, fesyen, film, data sains, hingga desain grafis. Semangat yang melatari keragaman tersebut adalah semangat kolaborasi, khususnya dalam mendorong literasi dan inklusi keuangan di Indonesia.

Kolaborasi tersebut juga diwujudkan OVO dengan menggandeng banyak merek, seperti BCA, BRI, Bank Mandiri, Google Play, JD.ID, Bukalapak, Blibli, Pos Indonesia, HappyFresh, McDonald, dan sebagainya.

Kolaborasi juga dilakukan dengan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Menurut laporan CORE Indonesia, 82% UKM menyatakan terbantu oleh ekosistem OVO. Rata-rata kontribusi ekosistem mencapai 18% dari penjualan mereka. Sebanyak 71% mengalami peningkatan literasi keuangan digital, dan mulai menjalankan pencatatan keuangan secara lebih rutin. Sementara, delapan dari sepuluh responden yang sebelumnya tidak memiliki askes bank kini mengenal produk-produk perbankan.

 

Related