Ekspansi Jaringan, XL Axiata Alokasikan Capex Rp 8 Triliun

marketeers article
Pendapatan H1 Tumbuh 12%, XL Axiata Sanggupi Pertumbuhan Pendapatan Tahunan Single Digit (FOTO: Marketeers/Bernad)

PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp 8 triliun, yang mayoritas untuk mendukung kebutuhan ekspansi jaringan. Hingga akhir Juni 2023, total jumlah BTS XL Axiata mencapai 150.261 BTS (2G & 4G), dengan jumlah BTS 4G sebanyak 97.125 unit.

Jumlah BTS 4G ini tumbuhan 9,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dengan tingkat keterhubungan dengan jaringan fiber optik mencapai 59% (fiberized).

“Investasi dan strategi jaringan yang terus dilakukan tersebut telah berhasil meningkatkan kualitas pengalaman alokasi jaringan yang lebih baik untuk mendukung penggunaan layanan yang lebih tinggi. Hal ini terbukti dengan trafik yang tumbuh sebesar 21% YoY,” kata Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini, Senin (31/7/2023).

BACA JUGA: Cara Telkomsel dan XL Axiata Siasati Resesi pada 2023

Posisi keuangan XL Axiata sehat per akhir Juni 2023. Utang kotor tercatat di angka Rp 9,97 triliun, dengan rasio gearing net debt to EBITDA (termasuk finance lease) sebesar 2,67x. Utang bersih tercatat sebesar Rp 8,4 triliun. XL Axiata tidak memiliki utang berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS).

BACA JUGA: XL Axiata Fokus Garap FMC karena Pangsa Pasar yang Besar

Sebesar 39% dari pinjaman yang ada saat ini memiliki suku bunga mengambang (floating) dan 61% memiliki suku bunga tetap. Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, dengan peningkatan sebesar 44%, menjadi Rp 4,50 triliun.

Pertumbuhan yang kuat ditambah dengan keunggulan pengelolaan biaya tersebut membawa dampak positif terhadap EBITDA yang tumbuh 14% YoY dengan margin yang meningkat ke 49%, menjadi Rp 7,65 triliun. Selain itu, XL Axiata juga membukukan pertumbuhan laba bersih setelah dinormalisasi (NPAT), yaitu sebesar Rp 658 miliar.

XL Axiata menutup semester pertama 2023 dengan total pelanggan sebanyak 58 juta, dengan pencapaian blended average revenue per user (ARPU) yang juga meningkat dari Rp 38.000 di periode yang sama tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp 41.000. 

Meningkatnya blended ARPU ini tentunya searah dengan fokus perusahaan untuk meraih dan mempertahankan pelanggan yang produktif.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related