Ekspor Batik 2015 Senilai Rp 2,1 Triliun

marketeers article
Batik merupakan salah satu harta budaya asli Indonesia yang telah diakui mancanegara. Nilai ekonomi batik juga tinggi terlihat dari ekspor batik pada tahun 2015 sebesar USD 156 juta atau setara Rp 2,1 triliun, naik 10 persen dari tahun 2014. Pasar ekspor utama batik adalah Jepang, Amerika Serikat, Eropa dan terus meluas.
 
Menteri Perindustrian Saleh Husin terus mendorong pemakaian dan konsumsi batik Indonesia. Di setiap kesempatan, masyarakat diminta memprioritaskan penggunaan batik.
“Batik adalah produk budaya Indonesia yang bernilai seni sekaligus ekonomi tinggi. Bagaimana caranya berkontribusi industri batik? Cara yang mudah dan konkrit, dengan kita memakai dan membeli batik Indonesia sama juga turut menghidupkan para pembatik skala kecil, menengah hingga besar,” Ujar Saleh Husin minggu lalu di Jakarta.
 
Sedangkan bagi pelaku usaha, baik yang tengah merintis maupun telah mengembangkan bisnis batik, menjual dan mempromosikan batik juga termasuk cara melestarikan batik. Selain tentu saja mendapatkan keuntungan materi.
 
“Saya perhatikan, setiap daerah memiliki batik khas masing-masing dan makin ke sini motif dan potongan bajunya semakin menarik. Ini yang membuat anak-anak muda semakin bangga memakai batik,” ujarnya. Lebih luas lagi, menurutnya, semakin sering memakai batik Indonesia maka batik kita semakin mendunia.
 
Batik Indonesia mendapatkan pengakuan dunia pada tanggal 2 Oktober 2009 oleh UNESCO yang mengukuhkan batik sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity asal Indonesia. 
 
“Saat ini yang perlu kita waspadai adalah persaingan dengan Malaysia, Cina dan Singapura yang juga telah memproduksi batik. Selain memperkuat produksi dan mengembangkan dari sisi industri, pilihan kita membeli batik Indonesia merupakan langkah konkret dan riil turut memenangi persaingan dengan batik luar negeri,” kata Menperin.
 
 
Editor: Eko Adiwaluyo

    Related