Ekspor Nonmigas Capai US$ 196,54 Miliar pada 2024, Manufaktur Kontributor Terbesar

marketeers article
Ilustrasi ekspor komoditas ke Indonesia. Sumber gambar: 123rf

Industri manufaktur masih memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor nasional nomigas sepanjang tahun 2024. Tercatat, pada tahun lalu kinerja ekspor industri pengolahan nonmigas sebesar US$ 196,54 miliar atau memberikan andil 74,25% dari total nilai ekspor nasional yang mencapai US$ 264,70 miliar.

Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian menjelaskan sektor industri manufaktur nasional konsisten menjadi kontributor ekspor terbesar setiap tahun, meskipun kondisi perekonomian global masih tak menentu.

BACA JUGA: RI Sepakati Ekspor 50.000 Ton Porang ke Cina per Tahun

“Di tengah kondisi ekonomi dan politik global yang tidak menentu, pelaku industri nasional tetap agresif menembus pasar ekspor ke berbagai negara,” katanya melalui keterangan resmi, Jumat (17/1/2025).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor industri pengolahan nonmigas pada tahun 2024 naik 5,33% dibandingkan tahun 2023 (year-on-year/yoy). Dengan kinerja positif ini, industri pengolahan nonmigas turut memberikan peran terhadap capaian nilai surplus pada neraca perdagangan Indonesia sebesar US$31,04 miliar pada tahun 2024.

BACA JUGA: Hingga Akhir 2024, Total Nilai Ekspor UKM Binaan BCA Capai Rp 37 Miliar

“Saya percaya bahwa ekspor bukan hanya tentang menjual produk, tetapi juga tentang membangun reputasi dan citra baik industri Indonesia,” kata Agus.

Pemerintah bertekad untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif sehingga para pelaku industri di Indonesia makin bergairah dalam menjalankan usahanya. Selain itu, melalui regulasi atau peraturan yang probisnis, diyakini dapat menarik investasi untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produksinya dan basis melakukan ekspor.

Agus menyebut peningkatan ekspor menjadi kunci untuk membangun perekonomian nasional. Dalam hal ini, hilirisasi berperan utama dalam mencapai sasaran tersebut, dengan meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri.

“Apalagi, pemerintah memfokuskan peningkatan nilai tambah di dalam negeri untuk sejumlah komoditas bahan mentah,” kata dia.

Merujuk catatan BPS, kinerja positif ekspor nonmigas pada tahun 2024 didukung oleh ekspor produk-produk manufaktur seperti berbagai produk kimia serta kendaraan dan bagiannya. Adapun negara tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia, antara lain ke Tiongkok, Amerika Serikat (AS), dan India.

Dalam meningkatkan diversifikasi produk ekspor, Kementerian Perindustrian terus mendorong jenis produk ekspor yang dihasilkan dengan kompleksitas tinggi atau bernilai tambah tinggi seperti dari hasil hilirisasi nikel.

“Jenis produk baru yang diekspor dengan high complexity, sebagian besar berupa logam dasar hasil hilirisasi nikel seperti stainless steel ingot dan CRC, serta kendaraan roda dua. Selain itu, terdapat pula produk baru dengan low complexity seperti aluminium oksida, dan turunan crude palm oil (CPO),” tutur Agus.

Kemenperin juga terus mengembangkan industri berbasis komoditas-komoditas yang ditargetkan menjadi unggulan ekspor Indonesia di masa mendatang, antara lain yang berbasis agro seperti kakao, kelapa, serta porang. Selain itu, hilirisasi industri berbasis logam dasar dan bahan galian bukan logam, seperti pasir silika sebagai bahan baku industri semikonduktor.

Adapun pada komoditas migas dan batubara, potensi hilirisasi terdapat pada olefinaromaticmethanoldimetil eter, dan pupuk tunggal berbasis nitrogen, fosfat, dan kalium.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS