Enam Strategi Semen SCG Pertahankan Daya Saing Bisnis

marketeers article

Perusahaan asal Thailand yang memproduksi semen dan bahan bangunan SCG memperkenalkan enam arahan dari strategi proaktif untuk menghadapi tantangan ekonomi global dan mempertahankan daya saing bisnis.

SCG menyadari adanya potensi dan peluang baru dengan meningkatnya pendapatan dari penjualannya di Indonesia. Karena itu, enam arahan dari strategi proaktif ini akan dilaksanakan di semua tingkatan usaha.

Adapun keenam arahan yang dirumuskan itu antara lain:

  • Perluasan peluang ekspor

Memperluas peluang ekspor sejalan dengan arus pasar global telah berubah seiring dengan adanya perang dagang antara China dengan Amerika Serikat.

  • Pengelolaan biaya energi

SCG terus memastikan pasokan batu bara yang lebih tinggi, namun dengan biaya yang lebih kompetitif. Langkah ini membantu perusahaan menghemat biaya energi sebesar Rp 174 miliar selama sembilan bulan terakhir jika dibandingkan dengan rencana awal perusahaan.

Selain itu, perusahaan juga mendorong pemanfaatan energi terbarukan di berbagai pabrik milik perusahaan untuk mengurangi penggunaan energi dengan memasang panel surya yang mampu menghasilkan listrik sebesar 38 megawatt atau mampu menghemat biaya listrik sebesar Rp 74 miliar setiap tahunnya.

  • Pemanfaatan teknologi digital

Lebih dari 100 proyek energi direncanakan untuk peningkatan kemampuan peralatan, penerapan platform Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan efisiensi energi, serta beragam proyek energi terbarukan. Jika proyek-proyek energi terbarukan tersebut dilaksanakan, ini  akan menghemat biaya energi dengan total lebih dari Rp 267 miliar setiap tahunnya.

Selain itu, AddVentures, sebagai corporate venture capital yang merupakan anak usaha SCG telah menginvestasikan lebih dari Rp 180 miliar ke berbagai startup. Di antaranya adalah dekoruma.com dan Rarali.com

  • Inovasi produk

Ini dilakukan guna meningkatkan kualitas hidup pelanggan dan memastikan keberlanjutan pertumbuhan bisnis pada masa mendatang. Hal ini dilakukan untuk mengakomodasi enam tren masa depan, seperti smart building, energi terbarukan, AI dan Big Data

  • Efisiensi modal kerja

Pada akhir kuartal tiga 2018, modal kerja SCG mencapai Rp 34,7 triliun. Sementara,  cash & cash under management mencapai Rp 24,08 triliun. Angka ini masih terhitung relevan untuk rencana bisnis investasi dan penyesuaian terhadap berbagai ketidakpastian iklim bisnis saat ini maupun pada masa depan.

  • Evaluasi portofolio investasi

Ini dilakukan agar lebih fokus pada proyek-proyek yang mendorong terciptanya penghematan energi. Roongrote Rangsiyopash, President & CEO of SCG merasa yakin dapat memperkuat bisnisnya di Thailand dan regional berkat enam arahan strategi proaktif jangka panjang ini.

“Strategi jangka panjang selama ini telah membantu mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan bagi perusahaan,” tutup dia.

Editor: Sigit Kurniawan

Related