Engagement Funnel: Strategi Memahami dan Mengelola Perilaku Pengguna

marketeers article
Memahami Engagement Funnel untuk Retensi Pengguna. (123rf.com)

Engagement funnel adalah kerangka yang digunakan bisnis untuk memetakan perjalanan interaksi pengguna dengan produk atau layanan dari tahap awal mengenal brand, mencoba fitur, hingga akhirnya menjadi pelanggan setia.

Setiap tahap dalam funnel ini mewakili level keterlibatan yang berbeda, mulai dari awareness (kesadaran) hingga loyalty (kesetiaan). Dilansir dari useposeidon, tujuan utama dari engagement funnel adalah membantu bisnis memahami bagaimana pengguna berinteraksi dan terhubung secara emosional dengan produk.

Dengan wawasan ini, perusahaan bisa mengambil tindakan yang lebih tepat dalam memperkuat pengalaman pengguna dan membangun hubungan jangka panjang.

BACA JUGA: Manfaatkan Seasonal Marketing, Pengguna MyPertamina Naik 45%

Mengapa ini penting? Karena dalam praktiknya, tidak semua pengguna yang datang akan otomatis bertahan.

Banyak yang tertarik pada awal, tapi perlahan kehilangan minat dan akhirnya pergi. Di sinilah fungsi engagement funnel, yakni memetakan titik-titik kritis dalam perjalanan pengguna, lalu memperbaikinya secara strategis untuk meningkatkan retensi dan memperkuat loyalitas.

1. Tentukan Tujuan Jelas di Setiap Tahapan Funnel

Agar funnel bekerja optimal, setiap tahap harus punya sasaran yang spesifik. Pada tahap awareness, misalnya, fokusnya adalah menarik perhatian.

Sementara itu, pada tahap consideration, pengguna butuh dorongan untuk mengeksplorasi fitur. Pada tahap engagement dan loyalty, pendekatannya berbeda lagi, lebih bersifat personal dan berorientasi untuk nilai jangka panjang.

Dengan mendefinisikan tujuan ini, tim bisa menyusun konten dan strategi komunikasi yang lebih terarah sesuai posisi pengguna dalam funnel.

2. Lacak Performa Konten secara Konsisten

Konten adalah bahan bakar utama dalam engagement funnel. Ia menggerakkan pengguna dari satu tahap ke tahap berikutnya.

Karena itu, penting untuk memantau performa konten secara berkala. Apakah artikel blog masih dibaca?

Apakah email onboarding dibuka? Apakah notifikasi aplikasi direspons? Data semacam ini memberi gambaran konten mana yang efektif dan mana yang harus ditinjau ulang.

3. Lakukan Eksperimen dengan Beragam Pendekatan

Tidak semua audiens merespons dengan cara yang sama. Beberapa mungkin lebih suka email, sementara yang lain lebih tertarik dengan push notification atau video pendek.

Untuk itu, bisnis perlu melakukan A/B testing menguji waktu pengiriman pesan, gaya bahasa, atau bahkan format konten. Dengan eksperimen ini, perusahaan dapat menemukan pola yang paling relevan untuk tiap segmen pengguna.

4. Gunakan Data sebagai Dasar Pengambilan Keputusan

Data bukan sekadar angka, tapi fondasi strategi. Matriks, seperti click-through rate, time spent on app, atau retensi harian bisa menunjukkan apakah funnel berjalan sesuai harapan.

Jika data menunjukkan penurunan di satu titik, artinya ada masalah yang perlu ditangani. Mungkin ada fitur yang tidak cukup menarik, atau konten onboarding yang tidak menjawab kebutuhan pengguna.

5. Buka Ruang untuk Feedback Pengguna

Selain data kuantitatif, insight dari pengguna juga penting. Terkadang, hal-hal yang tidak bisa diukur bisa dirasakan langsung oleh pengguna, misalnya pengalaman navigasi yang membingungkan atau pesan yang terlalu generik.

Menyediakan saluran feedback, baik lewat survey singkat atau fitur chat, akan membantu tim produk menemukan blind spot yang tidak terlihat di dashboard analitik.

BACA JUGA: Fitur Baru Grab 2025 Hadirkan Pengalaman Lebih Personal untuk Semua Pengguna

Engagement funnel bukan hanya soal mengubah pengguna menjadi pelanggan, tapi juga tentang menciptakan pengalaman yang konsisten dan bermakna. Ketika funnel dikelola secara strategis, hasilnya akan terasa bukan hanya pada peningkatan interaksi, tetapi juga pada pertumbuhan komunitas pengguna aktif yang loyal.

Inilah alasan mengapa perusahaan perlu memberi perhatian lebih pada engagement funnel. Dengan pendekatan yang berbasis data, empati, dan eksperimen berkelanjutan, funnel ini bisa menjadi alat andalan untuk membangun hubungan yang kuat antara produk dan penggunanya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS