Entrepreneurship in Times of Uncertainty

marketeers article

Oleh Hermawan Kartajaya, Founder and Chairman M Corp.

WHY: WAVES OF UNCERTAINTY

Pertengahan Juli 2022 yang lalu, saya kembali menyelenggarakan HK Webinar Series yang kedua pada tahun ini. Webinar yang diselenggarakan secara online selama sekitar dua jam ini dihadiri tidak kurang dari 1.300 peserta.

Bahkan, hingga akhir acara, lebih dari 1.000 peserta masih bertahan. Poin-poin materi yang saya beri judul “Adopting Humanity in Technology” ini sudah saya bahas di Majalah Marketeers edisi bulan lalu.

Silakan Anda buka kembali. Selain penyampaian materi, di dalam webinar tersebut MarkPlus juga meluncurkan empat Industry Report and Trend. Ada empat industri yang dianalisis dinamikanya selama semester I kemarin berikut kemungkinan tren yang akan terjadi ke depannya. 

Industri yang terpilih adalah shipping, retail & consumer goods, multifinance dan agriculture. Anda bisa mengunduhnya secara gratis di www.markplusinc.com. Tentu setiap industri tersebut menghadapi peluang dan tantangannya masing-masing. 

BACA JUGA: Humanity in Technology

Namun, kami juga menemukan adanya kesamaan di antara keempatnya. Apa itu? Ketidakpastian! Situasi global yang tidak menentu memang menimbulkan kecemasan tersendiri bagi para pelaku industri. 

Pandemi masih menyisakan dampak ekonomi yang belum sepenuhnya pulih. Perang Rusia dan Ukraina menghadirkan goncangan baru terhadap situasi politik dan ekonomi global. 

Krisis pangan dan energi pun menjadi ancaman yang perlu diwaspadai. Contohnya, di industri shipping

Meski dunia pelayaran dan transportasi laut telah memasuki kondisi pemulihan, namun kecemasan masih muncul. Sebagian besar karena dampak ketidakstabilan politik yang diakibatkan oleh invasi Rusia ke Ukraina. 

BACA JUGA: Korean Brands in Indonesia: Analysis and Recommendations

Bagi industri pelayaran, ini berdampak pada kenaikan harga minyak mentah sebagai sumber penting bagi bahan bakar kapal. Sementara itu, bagi pelaku di industri consumer goods dan retail, gejolak politik dan ekonomi global berpengaruh terhadap kenaikan harga bahan baku produk. 

Beberapa kebijakan domestik terkait pengenaan pajak tambahan juga berpotensi menimbulkan tantangan baru. Lagi-lagi, situasi global dan lokal ini memunculkan ketidakpastian yang tinggi.

Lalu, bagaimana para pelaku bisnis perlu menyikapi situasi ini? Saya percaya bahwa semua pelaku bisni, baik pengusaha maupun profesional harus menguatkan karakter entrepreneurship yang dimilikinya. 

Inilah salah satu persiapan yang diperlukan untuk menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian ini.

WHY: ENTREPRENEURSHIP MODEL

Siapa itu entrepreneur? Bagi saya, mereka punya tiga karakteristik utama: kepiawaian melihat peluang (opportunity seeker), keberanian mengambil risiko (risk taker), serta kemauan untuk berkolaborasi (network collaborator). 

Tidak peduli profesional maupun pengusaha, karakter ini perlu Anda miliki.

Opportunity Seeker

Melihat kondisi saat ini, kemampuan beradaptasi mungkin dapat dikatakan sebagai hal mutlak yang harus dimiliki. Salah satunya adalah kemampuan melihat peluang di tengah berbagai tantangan yang banyak bermunculan. 

Membentuk pola pikir sebagai pencari peluang (opportunity seeker) sangat diperlukan agar bisa tetap optimistis menghadapi ketidakpastian. Terlalu fokus pada ancaman hanya akan membuat Anda pesimis dan takut melangkah. 

Luangkan waktu untuk melihat sisi positif dari setiap situasi. Di situ akan ada peluang yang Anda temui.

Peluang merupakan momentum bagi Anda untuk menawarkan solusi dalam bentuk barang maupun jasa. Ingat, tugas seorang entrepreneur adalah mengubah solusi yang dihasilkan agar bisa menciptakan nilai (value). 

Bagi siapa? Tentu saja bagi perusahaan (dalam bentuk laba), bagi investor (dalam bentuk dividen), dan juga pelanggan (dalam bentuk produk yang bisa memenuhi kebutuhan mereka. Itu semua dimulai dari kejelian dalam melihat peluang. 

Di balik tantangan, selalu ada peluang. Hal ini bisa berlaku di semua industri. Contohnya adalah shipping

Meskipun ada tantangan-tantangan besar sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya, pelaku di industri ini juga bisa menemukan peluang-peluang baru yang terbuka:

– pemulihan ekonomi dalam negeri pascapandemi mendorong perdagangan laut yang lebih tinggi;

– digitalisasi dan alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan;

– pertumbuhan permintaan terhadap e-commerce; dan

– peluang membangun aliansi nasional untuk berkompetisi di export cargo

Risk Taker

Berani mengambil risiko merupakan kalimat yang sering diucapkan ketika berbicara tentang sesuatu yang baru. Kenapa? Karena sesuatu yang baru selalu diikuti dengan ketidakpastian. 

Inilah yang disebut dengan risiko. Di dalam bisnis, keberanian semacam ini, salah satunya ditunjukkan dengan kemauan untuk tampil beda. 

Itulah kenapa di dalam figur dua, kami kaitkan karakter risk taker dengan kemampuan untuk membangun differentiation. Jadi, karakter kedua dari seorang entrepreneur adalah keberanian untuk mengambil risiko (risk taking). 

Inilah keberanian untuk menempuh jalan yang belum pernah dilalui sebelumnya, bahkan oleh orang-orang lainnya. Tentu saja risiko tetap harus dianalisa dan dikalkulasi secara matang. 

Anda tidak bisa asal maju tanpa perhitungan. Poin penting dari karakter ini adalah tidak terburu-buru mengatakan tidak terhadap sesuatu, hanya karena ada risiko di baliknya. 

Jika itu yang dilakukan, sudah pasti Anda tidak akan berani mengambil keputusan. 

Network Collaborator

Setiap individu tentunya memiliki keahlian masing-masing, namun tidak ada individu yang bisa menguasai segala hal. Banyak tokoh bisnis yang terkenal karena kemampuan khusus yang dimilikinya. 

Namun, untuk meraih itu semua, para tokoh tersebut tentunya memiliki tim ataupun rekan yang membantunya. “If you want to go fast, go alone. If you want to go far, go together”. 

Kata-kata bijak ini secara tidak langsung mengingatkan kita bahwa peluang memang akan didapatkan oleh siapa yang mampu bergerak cepat. Namun, untuk dapat mengelola peluang tersebut dengan lebih baik sekaligus menekan risiko sehingga bisa bergerak lebih jauh, kolaborasi adalah pilihan yang tepat.

Mari lihat bagaimana kemungkinan penerapannya di industri shipping. Selama dua tahun terakhir, tiga aliansi besar global telah mendominasi lebih dari 80% pangsa pasar dunia.

Di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan menawarkan solusi untuk membentuk aliansi pelayaran nasional dalam rangka memperkuat industri pelayaran domestik. Dengan pembentukan aliansi, perusahaan pelayaran nasional diharapkan dapat mengambil alih kargo untuk pangsa pasar luar negeri atau ekspor yang selama ini lebih banyak dilakukan oleh armada asing. 

Tentu saja kolaborasi semacam ini hanya bisa berjalan jika memberikan value yang adil bagi semua pihak yang terlibat. 

HOW: ENTREPRENEURSHIP THINKING AND ACTION

Dari definisi dan karakter-karakter yang telah dibahas sebelumnya, sudah jelas bahwa entrepreneurship itu tidak hanya diperlukan bagi mereka yang ingin merintis bisnis sendiri. Para profesional di perusahaan pun butuh entrepreneurship.

Bahkan, sesungguhnya semua orang butuh entrepreneurship. Karenanya, MarkPlus Institute bersama dengan pengajar dari Babson College pernah menyelenggarakan pelatihan bagi para akademisi tentang pentingnya entrepreneurial mindset ini. 

Tidak hanya untuk diajarkan kepada mahasiswa, tetapi juga untuk mereka terapkan sendiri sebagai pengajar. Berdasarkan pengalaman Babson dalam mengajarkan entrepreneurship selama puluhan tahun, setidaknya ada beberapa tips praktis yang bisa Anda terapkan berikut ini.

Act first, then learn: what is the lesson?

Ketika menghadapi situasi yang tidak pasti, perencanaan menjadi sesuatu yang sulit dilakukan. Analisis yang komprehensif pun tidak memungkinkan karena variabel-variabel eksternal tidak beraturan. 

Karena itu, prinsip tersebut menjadi lebih relevan dilakukan. Jangan menunggu sampai data dan analisis terkumpul sempurna, karena itu hampir pasti tidak akan terjadi. 

Cobalah lakukan langkah-langkah awal untuk melihat respons dari pasar. Dari respons tersebut, ambillah pelajaran untuk melakukan perbaikan. 

Dengan cara ini, akan akan bisa melangkah meskipun menghadapi situasi yang tidak pasti. 

Understand yourself: What is in your hand?

Ini saatnya untuk lebih memahami sumber daya dan keunggulan yang Anda miliki. Mana yang bisa dioptimalkan di situasi saat ini? 

Apa keunikan yang bisa menjadikan Anda tampil beda dari pemain lainnya? Dalam kondisi eksternal yang tidak pasti, analisa internal adalah sesuatu yang jauh lebih mudah dilakukan.

Berikutnya, Anda juga akan bisa menemukan celah internal yang harus diperbaiki. Bagaimana caranya? Tentu saja dengan menemukan mitra yang tepat untuk kolaborasi.

Tawarkan keunggulan yang Anda miliki tadi kepada mitra yang bisa melengkapi keterbatasan Anda.

Learn to face the failure: What is the bright spot?

Dalam situasi yang tidak pasti, kegagalan tetap mungkin terjadi. Jika Anda mengalaminya, coba temukan sisi terang dari kegagalan tersebut. 

Even in failure there is success”, demikian kata-kata bijak yang bisa kita renungkan. Misalnya saja program promosi nasional yang Anda lakukan ternyata tidak mencapai target penjualan yang diharapkan. 

Jangan terburu-buru menganggapnya sebagai sebuah kegagalan total. Coba cermati, adakah daerah atau cabang yang mengalami anomali: berhasil mencapai target saat mayoritas cabang lainnya gagal? 

Katakanlah hanya ada lima cabang yang berhasil mencapai target, sementara 95 cabang lainnya gagal. Jangan abaikan angka yang seolah tidak signifikan ini. 

Lakukan pendalaman, apa yang membuat mereka sukses di saat mayoritas lainnya mengalami kegagalan. Dari situlah Anda akan bisa menemukan titik terang.

Jadi, bagaimana menurut Anda? Apakah sudah lebih optimistis untuk menghadapi situasi yang tidak pasti ini?

Artikel ini telah tayang di Majalah Marketeers edisi Agustus 2022.

Related