Erick Thohir Bakal Perbaiki Kontrak Jangka Panjang Suplai Batu Bara

marketeers article
Sumber gambar: 123rf

Menteri BUMN Erick Thohir menyebut pemerintah bakal memperbaiki kontrak jangka panjang suplai batu bara untuk PT PLN (Persero) saat harga melambung. Upaya tersebut dilakukan untuk mengatasi permasalahan suplai batu bara sebagai sumber energy dalam mendukung pasokan listrik nasional.

Dari penuturan Erick Thohir, keputusan tersebut diambil setelah melakukan rapat dengan Menteri ESDM, Menteri Perdagangan, Menteri Perhubungan, Kejaksaan Agung, dan BPKP. Pertemuan tersebut dilakukan usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan terkait prioritas untuk mendahulukan pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri sebelum melakukan ekspor.

“Kami di Kementerian BUMN akan memperbaiki kontrak jangka panjang kebutuhan suplai sesuai dengan rapat bersama Kejaksaan Agung dan BPKP. Intinya, kebutuhan energi dalam negeri akan jauh lebih diprioritaskan demi kelancaran pembangunan,” kata Erick melalui keterangannya, Selasa (4/1/2022).

Menurut dia, pemerintah juga akan memperbaiki sistem logistik dan infrastuktur untuk memastikan kebutuhan batu bara dalam negeri terpenuhi. Hal ini sesuai dengan arahan Jokowi yang telah menekankan komitmen bersama jajaran Kabinet Indonesia Maju untuk menggantikan batu bara dengan energi baru terbarukan.

“Kami juga telah menyiapkan peta jalan pengembangan ekonomi hijau, transisi energi, serta energi terbarukan sehingga kita segera memiliki energi baru terbarukan,” ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, target produksi batu bara pada tahun 2022 akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2021. Proyeksi target produksi 2022 berada di kisaran 637 juta hingga 664 juta ton. Sedangkan target produksi batu bara pada tahun 2021 mencapai 625 juta ton.

Sementara itu, kebutuhan batu bara dalam negeri diprediksi juga meningkat pada tahun 2022 dengan 190 juta ton. Angka tersebut meningkat dibandingkan kuota DMO tahun ini yang mencapai 137,5 juta ton.

Di sisi lain, data dari Kementerian ESDM juga mengungkapkan fenomena alam, seperti Badai La Nina yang menerjang Kalimantan pada November yang berdampak pada peningkatan curah hujan tinggi menyebabkan realisasi produksi batu bara hingga awal Desember 2021 mencapai 560 juta ton atau sekitar 89,6% dari target. Sementara itu, penyerapan batu bara dalam negeri hingga awal Desember pun baru menyentuh 121,3 juta ton, atau sekitar 88,2% dari target DMO.

Dalam rapat bersama juga disepakati Menteri ESDM akan mengeluarkan perubahan DMO yang bisa ditinjau perbulan dan yang tidak menepati sesuai kontrak akan di penalti tinggi bahkan di cabut izinnya. “Kami tetap mendukung pengembangan ekspor bersama Menteri Perdagangan sebagai pemasukan devisa negara dengan mengkalkulasi berapa kebutuhan dalam negeri. Sedangkan dengan Menteri Perhubungan akan dilakukan sinergi dengan para pihak untuk menangani logistik,” kata Erick.

Editor: Sigit Kurniawan

Related