Erick Thohir Klaim Pemerintah Turunkan 85% Kebakaran Hutan

marketeers article
Erick Thohir, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad Interim. Sumber gambar: pers rilis Kemenko Marves.

Erick Thohir, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad Interim RI mengklaim pemerintah mampu menurunkan 85% kebakaran hutan yang terjadi pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2019. Adapun tahun 2019 merupakan periode dengan kebakaran hutan terburuk yang pernah terjadi dengan menghanguskan hutan dan lahan gambut seluas 1,65 juta hektare (Ha).

Erick menuturkan, setiap tahun kebakaran hutan di Indonesia terus mengalami penurunan. Pada tahun 2022 kebakaran hanya terjadi pada lahan seluas 204 ribu Ha.

BACA JUGA: Intip Keindahan Hutan Kalimantan, Lokasi Syuting Petualangan Sherina 

“Sebagai negara dengan keanekaragaman hayati kedua terbesar di dunia. Indonesia menempatkan pengelolaan hutan yang berkelanjutan sebagai salah satu prioritas pembangunannya,” kata Erick dalam acara Tropical Forest Power for Climate Action di Dubai, Jumat (1/12/2023).

Menurutnya, hutan sangat berperan penting dalam menahan laju perubahan iklim yang setiap tahun terus memburuk. Sehingga perlu adanya kerja sama antara Indonesia, Brazil, dan Republik Demokratik Kongo (RDK) sebagai pemilik hutan hujan tropis terbesar di dunia sebesar 42%.

BACA JUGA: Luhut Ajukan Kerja Sama Trilateral Perangi Perubahan Iklim

Kerja sama internasional untuk mensinergikan dan menjaga sumber daya alamnya. Inisiatif Indonesia untuk mendorong kerja sama tiga negara tersebut telah dicanangkan sebelumnya melalui Tropical Forest for Climate Action Partnership pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, tahun 2022.

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim Brazil Marina Silva, menekankan bahwa tantangan terbesar dalam penanganan isu kehutanan adalah komitmen politis pada tingkat tertinggi. Untuk itu, Brazil akan mengumumkan mekanisme pendanaan baru terkait deforestasi.

“Kami mengajak negara-negara pemilik hutan untuk membentuk aliansi 80 negara pemilik hutan untuk mengembangkan pembangunan sektor kehutanan yang berkelanjutan,” ujarnya.

Sedangkan Menteri Lingkungan Hidup Republik Demokratik Kongo Eve Bazaiba Masudi juga menggarisbawahi perlunya kerja sama tiga negara yang berasal dari tiga kawasan basin berbeda. Kolaborasi ini menjadi platform penting kerjasama tiga negara yang memiliki 42% hutan tropis dunia.

“Sehingga mempunyai kewajiban moral untuk memajukan kerja sama di tiga kawasan tersebut,” tutur Eve.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related