Fenomena Industri Kesehatan di Bali Selama Pandemi

marketeers article

Meskipun pandemi COVID-19 menurunkan minat masyarakat berkunjung ke rumah sakit, nyatanya industri kesehatan meningkat secara signifikan. Hal ini dilatarbelakangi kehadiran telekonsultasi yang memiliki andil besar. Perubahan perilaku masyarakat ini pun tercermin pada masyarakat Bali.

dr Eka Ciptasari, Sp.KK dari RS Sanglah, Denpasar menyampaikan bahwa di tengah pembatasan selama pandemi, pasien tentu mencari kemudahan untuk bisa berkonsultasi dengan dokter tanpa harus bertatap muka. Namun, ia mengungkap bagaimanapun akan lebih baik jika bertemu untuk bisa mendiagnosis pasien secara langsung.

“Bagi saya, telekonsultasi sifatnya hanya menjadi pelengkap. Untuk dapat mendiagnosis dan memberikan opsi pengobatan, dokter perlu melihat langsung kondisi pasien. Karena seringkali pasien tidak memberikan informasi secara rinci dan jujur saat melakukan telekonsultasi ini,” ungkap Eka pada acara Marketeers iClub, Jumat (26/11/2021).

Ia turut menyampaikan pandemi memberikan pelajaran berharga bagi industri kesehatan tanah air. Menurutnya, pandemi menyadarkan bahwa industri kesehatan masih banyak yang harus dibenahi. Oleh karenanya, kolaborasi menjadi langkah yang tepat. Industri kesehatan Indonesia perlu menggandeng berbagai industri baik lokal maupun global untuk berkolaborasi melakukan riset agar menjadi kuat dan mandiri.

Merespon kedua paparan tersebut, dr Rindang Asmara selaku General Manager BIMC Hospital Bali setuju. Ia menambahkan bahwa dalam praktiknya, pelaku industri kesehatan, khususnya rumah sakit harus bisa mengenali siapa pasiennya. Saat ini, pasien cenderung didominasi oleh generasi Z dan Millenials.

“Dengan didominasi pasien generasi Z dan Millennials, ditambah saat ini pasien mulai mengurangi kunjungannya ke rumah sakit, mau tidak mau dalam menyikapinya BIMC Hospital Bali mulai memanfaatkan teknologi digital. Salah satunya dengan menerapkan telekonsultasi seperti book application, sehingga memudahkan pasien untuk menentukan jadwal pengobatan yang sesuai dengan jadwal praktik dokter,” ujar Riri.

Terkait kolaborasi, berada di bawah Siloam Hospitals Group, BIMC Hospital turut melakukan kolaborasi dengan Swiss untuk menghadirkan advanced technology di rumah sakitnya. Ia mengungkapkan bahwa BIMC Hospital Bali menghadirkan Crisafix 3D yang merupakan aplikasi simulasi tiga dimensi untuk visualisasi output sebelum melakukan bedah plastik.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related