Fitur Shorts YouTube Akhirnya Bisa Dimonetisasi

marketeers article
Kuala Lumpur, Malaysia March 10, 2021: Close up of YouTube Shorts app on screen of mobile phone.

Setelah beberapa waktu lalu meluncurkan fitur Shorts, baru-baru ini YouTube mengumumkan akan membayar content creator hingga US$ 10.000 per bulannya dengan membuat video populer di Shorts. Rencananya, YouTube untuk membayar US$ 100 juta setahun ke depan.

Namun demikian, dana yang diberikan tergantung pada popularitas pembuat konten tersebut dalam membuat Shorts. Pembayaran juga tergantung dengan berapa banyak penonton pembuat konten dan lokasi masing-masing penonton.

Selain itu, dilansir dari The Verge, YouTube juga mengharuskan ini menjadi video asli. Hal tersebut dikarenakan banyak yang menggugah video ke Shorts, namun video tersebut tidak berasal dari Shorts, melainkan platform kompetitor. YouTube akan mendiskualifikasi pembuat konten jika terjadi hal seperti itu.

Jika pembuat konten dibayar di YouTube berdasarkan iklan yang ditayangkan di depan video mereka, sedangkan dengan Shorts, YouTube tidak ingin menjalankan iklan di depan setiap video tersebut. Apalagi video Shorts hanya berkisar 15 detik. Jadi, pembayaran inilah yang diberikan pada YouTube sebagai hadiah untuk pembuat konten.

Menurut Neal Mohan, Chief Product Officer YouTube, skema pembayaran Shorts saat ini adalah program monetisasi jangka panjang yang terukur. Skema tersebut sama dengan platform kompetitor. Mereka membayar pembuat konten berdasarkan popularitas video mereka, bukan berdasarkan iklan.

Dilansir dari The Verge, dengan YouTube memulai pembayaran untuk pembuat konten ini merupakan salah satu upaya YouTube untuk memulai pelayanan video bentuk pendek. Meskipun platform kompetitor lebih unggul, namun YouTube akan berusaha untuk tetap menjadi platform video yang besar dan popular, yaitu dengan Shorts.

“YouTube tidak mengharuskan pembuat konten menggunakan Shorts untuk meningkatkan keterlibatan mereka secara keseluruhan di platform. Tujuan kami adalah untuk memberikan suara pada mereka. Jika mereka ingin melakukan itu dengan membuat film dokumenter berdurasi dua jam, maka YouTube lah yang harus menjadi platform untuk itu. Sedangkan jika mereka ingin melakukannya melalui Shorts 15 detik, mereka juga bisa,” kata Mohan, dilansir dari The Verge.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related