Foxconn Investasi Rp 114 Triliun untuk Kembangkan Kendaraan Listrik

marketeers article
Sumber gambar: 123rf

Perusahaan produk elektronik asal Taiwan, Hon Hai Precision Industry Co. Ltd. (Foxconn) berencana menanamkan modal senilai US$ 8 miliar atau setara Rp 114 triliun (kurs Rp 14.337 per US$) untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia. Rencana ini dilakukan dengan kerja sama beberapa perusahaan seperti Gogoro Inc, PT Industri Baterai Indonesia (IBC), dan PT Indika Energy Tbk.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, komitmen investasi telah ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) oleh ketiga perusahaan. Adapun rencana kerja sama berupa pembentukan ekosistem kendaraan listrik yang komprehensif di Indonesia, mulai dari pembuatan baterai listrik termasuk sel baterai, modul baterai, dan baterai, hingga ke pengembangan industri kendaraan listrik roda empat. Termasuk juga kendaraan listrik roda dua, dan bus listrik (E-Bus).

Untuk lingkup kerja sama juga mencakup pengembangan industri penunjang EV yang meliputi energy storage system (ESS), battery exchange/swap station, battery daur ulang, serta riset dan pengembangan (R&D) di bidang baterai elektrik dan EV. “Perkiraan nilai total investasi dalam proyek-proyek tersebut oleh seluruh mitra usaha diperkirakan akan mencapai US$ 8 miliar atau sekitar Rp 114 triliun. Keseluruhan proyek diperkirakan akan menghasilkan kapitalisasi pasar dengan nilai total lebih dari US$ 100 miliar di Indonesia pada tahun 2030,” kata Bahlil melalui keterangannya, Selasa (25/1/2022).

Menurut dia, penandatanganan MoU dilakukan sebagai bentuk tindak lanjut pertemuan pertama pada Oktober 2021. Pada pertemuan tersebut, dibahas minat kedua perusahaan, Foxconn dan Gogoro untuk mengembangkan industri baterai dan kendaraan listrik di Indonesia, yang terwujud dalam komitmen tersebut.

“Hari ini kita memasuki era baru. Pemerintah Indonesia secara sungguh-sungguh akan mengawal rencana investasi ini, dengan mitra BUMN maupun pengusaha nasional di Indonesia. Di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo periode kedua, Indonesia sangat fokus mendorong investasi berkelanjutan terutama mengedepankan green energy dan green industry,” ujarnya.

Bahlil menambahkan, keputusan Foxconn dan Gogoro memilih Indonesia menjadi tempat berinvestasi sudah sangat tepat. Pasalnya, Indonesia memiliki nilai tambah bagi para investor dalam tiga hal, yaitu pasar yang besar di mana 43% populasi di Asia Tenggara (ASEAN) ada di Tanah Air.

Tak hanya itu, Indonesia merupakan satu-satunya negara ASEAN yang masuk dalam G20, serta pertumbuhan kelas menengah ke atas di Indonesia semakin hari semakin baik. Presiden Joko Widodo   telah menugaskan Kementerian Investasi/BKPM untuk mengawal komitmen investasi ini.

“Pemerintah Indonesia, akan menangani seluruh perizinan, atau urusan-urusan dalam negeri, termasuk insentif investasi akan menjadi tanggung jawab kami. Foxconn dan Gogoro hanya perlu membawa teknologi, modal dan sebagian pasarnya. Saya yakinkan hari ini, investasi ini dapat tereksekusi untuk kemajuan dan kebangkitan kita bersama,” ujar Bahlil.

Sementara itu, Chairman Foxconn Liu Young-Way mengapresiasi komitmen Indonesia terhadap masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Baginya, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk bekerja sama mengembangkan industri energi terbarukan.

“Dengan menandatangani MoU ini, kami ingin berkontribusi terhadap visi Indonesia dalam mengembangkan ekosistem energi baru untuk EV lokal mereka dan pasar energi terkait. Harapan kami bahwa dengan berbagi teknologi dan pengalaman, dapat membantu menciptakan lebih banyak peluang bagi perusahaan lokal di pasar energi dan EV baru,” kata Liu.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related