Frugal Travel Diprediksi Jadi Pendongkrak Bisnis Pariwisata

marketeers article
Frugal Travel Diprediksi Jadi Pendongkrak Bisnis Pariwisata (FOTO: 123RF)

Frugal Travel atau berwisata dengan biaya yang minim menjadi tren yang berkembang belakangan ini. Kemunculan tren ini diprediksi dapat meningkatkan industri pariwisata.

Senior Corporate Communications Manager Pegipegi Busyra Oryza mengatakan bahwa tren frugal travel akan menjadi tren masa depan di dunia pariwisata.

“Kami melihat bahwa kebanyakan pengguna Pegipegi dengan biaya yang dihabiskan untuk travel berada di angka Rp 1-3 juta dan Rp 3-5 juta. Bisa dibilang, ini market paling besar,” katanya dalam acara Campus Marketers Club di Universitas Indonesia, Rabu (30/11/2022).

Secara rinci, konsumen dengan biaya travel sebanyak Rp 1-3 juta memiliki persentase 36%, kemudian konsumen dengan biaya travel Rp 3-5 juta memiliki persentase 25%. Konsumen dengan biaya di bawah Rp 1 juta tercatat dengan persentase 9,8%.

BACA JUGA: Pegipegi Beri 7 Rekomendasi Hotel Dekat Pantai yang Affordable

Lalu, konsumen dengan biaya travel Rp 5-10 juta ada di persentase 21,9%. Terakhir, konsumen dengan biaya travel di atas Rp 10 juta tercatat dengan persentase 7,1%.

Ini juga sejalan dengan data kompetisi harga hotel yang dicatat perusahaan terkait frugal travel. Dari tahun 2021 ke tahun 2022, terjadi perubahan kompetisi di harga hotel yang banyak diminati konsumen.

“Median harga hotel itu di angka Rp 250.000-500.000. Jadi dengan anggaran sekitar Rp 1-3 juta, pengeluaran untuk hotel berkisar di angka Rp 250-500 ribu. Sebab itu, sekarang banyak akomodasi yang menawarkan harga di kisaran segitu,” katanya.

BACA JUGA: Pegipegi: Harga Tiket Pesawat ke Berbagai Rute Turun hingga 25%

Harga hotel sendiri menurut catatan perusahaan cukup variatif. Jumlah hotel di angka Rp 250.000 ke bawah, mengalami penurunan 39% dari tahun 2021 ke tahun 2022. Sementara jumlah hotel dengan harga Rp 500.000-750.000 mengalami kenaikan 25%, dan jumlah hotel dengan harga Rp 1-1,25 juta juga tercatat naik 26%.

“Setengah penduduk Indonesia tercatat sebagai Generasi Z dan milenial, pas juga dengan daya beli mereka. Generasi Z biasanya pembelanjaan mereka kepada apapun yang paling murah,” katanya.

Laporan Google, Temasek, dan Bain Company juga menunjukan tren positif untuk industri travel. Dari tahun 2021 ke 2022, Gross Mechandise Value (GMV) untuk industri travel tercatat naik 60% dari US$ 2 miliar menjadi US$ 3 miliar. Angka itu diprediksi naik terus hingga 45% di tahun 2025 dengan nilai US$ 10 miliar.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related