Gaet Konsumen dengan Neuroscience Marketing Ala Hotel Raffles Jakarta

marketeers article
modern marketing concept concept: man using a laptop with neuromarketing on the screen. Screen graphics are made up.

Dalam dunia marketing, penting bagi kita untuk mengetahui customer behavior. Hal ini berlaku tidak hanya untuk perusahaan dengan model business-to-consumer (B2C), namun juga yang beroperasi secara business-to-business (B2B) di semua industri, salah satunya industri perhotelan.

Hotel Raffles Jakarta membangun persepsi konsumen dengan memainkan sisi psikologi dan pikiran. Mereka percaya dalam membangun kampanye dan citra hotel itu terkait dengan bagaimana memberikan pengetahuan ke konsumen yang bisa menggerakkan batin atau perasaan konsumen.

“Kita harus mengerti apa yang costumer mau, dan customer behavior nya seperti apa, entah itu customer yang menginap, atau hanya sekedar berkunjung untuk menghadiri event atau restoran,” kata Mirah, Director of Marketing Communication Raffles Jakarta.

Dengan menggunakan restoran hotel yang baru dibuka sejak 2019 lalu, Mirah mengungkapkan restoran tersebut menggunakan praktik neuroscience marketing. Mirah mengambil teknik marketing social influence, emotion, dan decision.

Social influence  penting untuk menarik konsumen. Hal seperti testimonials antarteman dari mulut ke mulut, dan influencer endorsement bisa membantu merek untuk menunjukkan kalau mempunyai produk dan service yang bagus. Selain itu, fear of missing out akan sesuatu yang baru juga bisa menarik konsumen untuk datang.

Menurut Mirah, media juga dapat membantu untuk mendorong merek menjadi lebih dikenal. Media juga membantu pemasar untuk menunjukkan dan mengedukasi konsumen tentang suatu produk.

“Hal seperti ini yang menjadi pemicu untuk bisa aku kaitkan dengan marketing campaign yang akan dibuat. Dalam marketing, hal ini bekerja terus menerus, tidak hanya sekali saja,” ungkap Mirah.

Ia menambahkan, setelah semuanya dilakukan, selanjutnya kita harus memberikan kepastian kepada konsumen. Kita harus memastikan bahwa produk yang kita miliki bisa sampai ke konsumen dengan baik.

“Tanggung jawab kita adalah untuk memberikan pengalaman yang baik buat mereka, karena pengalaman berhubungan dengan emosi. Secara tidak langsung, konsumen akan emotionally attached dengan event atau produk yang kita buat,”  tutup Mirah.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related