Gaet Pasar Anak Muda Ala DBL Indonesia

marketeers article

Sebagai perusahaan yang fokus terhadap pengembangan anak muda di Indonesia, DBL Indonesia terus melalukan kreasi dan inovasi untuk terus merangkul anak muda Indonesia. Tidak hanya pada bidang olahraga, DBL juga berperan aktif dalam memberikan panggung kreativitas kepada muda-mudi Indonesia lewat acara Youth Convention di Surabaya.

“Sejak didirikan pada tahun 2004, DBL Indonesia terus berusaha untuk merangkul anak muda Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan dari sebelumnya kami hanya ada di 11 kota, kini kompetisi liga bola basket SMA DBL telah ada di 30 kota dari 22 provinsi dengan rekor penonton tertinggi sebanyak 12.500 orang dalam satu pertandingan,” ujar Aziz Hasibuan, Corporate Strategy General Manager DBL Indonesia.

Dalam presentasinya di acara Wow Brand Festive Day ke-4 pada Kamis (14/03/2019), Aziz membongkar tiga strategi yang digunakan oleh DBL Indonesia untuk merangkul anak muda di Indonesia. “Anak muda Indonesia yang terdiri dari Milenial dan Gen Z memiliki ciri tersendiri untuk dirangkul. Untuk itu, DBL Indonesia punya strategi khusus agar dapat engage dengan anak muda tidak hanya short term, tapi juga long term,” ujar Aziz.

Aziz memberikan formula CDR sebagai kunci utama untuk merangkul milenial oleh brand. Pertama adalah Consistency atau konsistensi. Menurut Aziz, sebuah brand perlu untuk bersikap konsisten dalam menyusun pesan dan value yang akan diberikan kepada milenial.

“Attention spend dari Gen Z tercatat hanya sebatas 8 menit. Kalau brand tidak konsisten, maka pesan dan value tidak akan sampai. Sejak pertama kalo didirikan DBL secara konsisten terus mengembangkan liga bola basket di Indonesia. Pesan yang secara terus menerus ini lebih nempel dengan Gen Z terbukti dari advokasi DBL yang luar biasa,” jelas Aziz.

Kedua, adalah Dream atau mimpi. Menurut Aziz, sebuah brand butuh untuk menjadi bagian dari perwujudan mimpi konsumennya. Dengan demikian, akan terbentik hubungan yang erat dan loyal antara konsumen dengan brand.

Terakhir adalah Experience atau pengalaman. Fokus kepada angka engagement hanya menghasilkan loyalitas yang bersifat short term. Untuk mendapatkan engagement yang awet sebuah brand harus memberikan pengalaman yang baik kepada konsumennya. 

“Melalui channel omni, DBL menyediakan sesuatu yang dapat dipegang, dilihat, dirasakan, kemudian akan diupload ke media sosial oleh para Gen Z. Dengan omni ini, konsumen merasakan pengalaman langsung bagaimana berinteraksi dengan brand,” tutup Aziz.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related