Gagal Mengenal Konsumen, 48% Perusahaan Indonesia Merugi Setiap Tahun

marketeers article
Hands working on laptop network graphic overlay

Laporan tahunan dari Global Identity and Fraud, menemukan sebanyak 48% perusahaan Indonesia mengalami peningkatan kerugian dari tahun ke tahun akibat penipuan karena gagal mengenali konsumen.

Perusahaan-perusahaan Indonesia menunjukkan kepercayaan diri penuh atas kemampuan mengenali konsumen mereka dan mengantongi persentase tertinggi yakni 100% di kawasan Asia Pasifik, selain India. Hal ini seharusnya dapat menjadi acuan menurunnya penipuan. Namun, menunjukkan sebaliknya dengan peningkatan angka penipuan terhadap perusahaan setiap tahunnya.

“Perusahaan perlu berinvestasi dalam teknologi seperti autentikasi, perangkat pintar, dan solusi analitik untuk memastikan keberhasilan pengenalan terhadap konsumen, terlebih lagi setelah melihat adanya peningkatan kasus penipuan,” ungkap Managing Director Southeast Asia & Emerging Markets Experian Dev Dhiman.

Personalisasi, keamanan, dan kenyaman masih menjadi hal dasar yang dibutuhkan dalam perkembangan bisnis secara digital. Pengumpulan data personal pelanggan sendiri dapat bermanfaat untuk menyesuaikan kebutuhan pengalaman yang diinginkan konsumen. Sehingga mereka bisa benar-benar mendapatkan produk atau layanan yang mereka butuhkan.

Dalam studi tahunan tersebut, Experian juga menemukan hal lain terkait pasar Indonesia. Satu di antaranya adalah 93% konsumen sangat mementingkan perlindungan data mereka dari pencurian atau penyalahgunaan. Jaminan yang bisa diberikan perusahaan tentang itu menjadi penting untuk pengalaman mereka dalam mendapatkan produk atau layanan.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related