Gaikindo: Upaya Netralisasi Emisi Tak Hanya Terfokus ke EV

marketeers article
Gaikindo: Upaya Netralisasi Emisi Tidak Hanya Terfokus Pada EV. (FOTO: 123rf)

Pengembangan electric vehicle (EV) sering kali dianggap sebagai langkah menuju netralisasi emisi. Namun, upaya mencapai netralisasi emisi tidak hanya terfokus pada kendaraan listrik semata. 

“Dalam pengembangan EV, terdapat tahapan-tahapan yang perlu dilalui, termasuk di dalamnya hybrid electric vehicle (HEV), plug-in hybrid electric vehicle (PHEV), hingga kendaraan bertenaga sel (fuel cell EV),” kata Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) di Jakarta, Selasa (8/8/2023).

Kukuh pun menjelaskan pada tahun 2021, penjualan Battery Electric Vehicle (BEV) dan HEV masih belum mencapai tingkat yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh adopsi masyarakat terhadap kendaraan listrik yang masih relatif rendah.

Namun, pada tahun 2022, penjualan kendaraan elektrifikasi mengalami peningkatan signifikan dengan mencapai angka 10.000 unit, dan tren ini diperkirakan terus meningkat pada masa mendatang. Meski demikian, Kukuh menyoroti harga tetap menjadi salah satu faktor sensitif yang memengaruhi adopsi kendaraan listrik di Indonesia.

BACA JUGA: Gaikindo: Sejumlah Brand Akan Tampilkan Produk Baru di GIIAS 2023

“Jika harga kendaraan listrik masih terjangkau, maka masyarakat Indonesia akan lebih cenderung untuk membelinya. Hal ini memiliki dampak besar terhadap industri otomotif secara keseluruhan,” ujar Kukuh.

Kukuh menegaskan perkembangan kendaraan listrik harus diimbangi dengan penyediaan pilihan-pilihan lain bagi masyarakat. Pasalnya, tujuan utama dari langkah ini adalah menurunkan emisi. 

Selain kendaraan listrik, Indonesia telah mengenal berbagai alternatif bahan bakar, seperti etanol, biofuel, dan biosolar.

“Menuju netralisasi emisi atau dekarbonisasi tidak hanya tergantung pada kendaraan listrik, karena di Indonesia, kita memiliki beberapa opsi lainnya,” ucap Kukuh.

Dalam pandangan Kukuh, sektor transportasi menjadi salah satu kunci utama dalam mengurangi emisi di Indonesia. Oleh karena itu, sektor tersebut diharapkan untuk menghadirkan teknologi pengurangan emisi yang sesuai dengan kondisi Indonesia.

BACA JUGA: GJAW 2023 Diprakarsai Gaikindo dan Kementerian Perindustrian

“Prinsipnya, Gaikindo mendukung berbagai teknologi untuk mengurangi emisi. Keputusan tentang teknologi mana yang lebih diunggulkan, akan diserahkan kepada konsumen,” tuturnya.

Tak hanya fokus pada penyediaan berbagai pilihan powertrain yang ramah lingkungan, Kukuh menegaskan industri otomotif juga siap untuk mengintensifkan pemanfaatan sumber energi yang bersih. Salah satu contohnya adalah meningkatkan penggunaan bahan bakar B30 yang telah ditingkatkan menjadi B35 sejak Februari 2023.

Selain itu, industri otomotif di Indonesia juga siap untuk mempertimbangkan penggunaan bensin yang dicampur dengan etanol dalam kisaran 5% hingga 10%. Dengan demikian, fokus industri otomotif tidak hanya terletak pada perkembangan kendaraan listrik semata, melainkan juga pada berbagai teknologi dan langkah berkelanjutan lainnya yang dapat membantu dalam upaya mengurangi emisi di sektor transportasi.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related