Gandeng Didiet Maulana, Sasa Apresiasi Para Nakes Lewat Masker KULINARA

marketeers article

Pandemi COVID-19 yang masih kita alami hingga saat ini, mendatangkan begitu banyak kesedihan, rasa takut dan kecewa di semua kalangan masyarakat. Tidak terkecuali bagi  para pejuang di garis depan penanganan COVID-19 atau para tenaga kesehatan (nakes). Tidak sedikit pula para nakes yang terinfeksi hingga meninggal dunia di tengah perjuangannya. 

Dengan latar belakang tersebut, PT Inti Sasa (Sasa) sebagai perusahaan bumbu masak dari Indonesia, berkolaborasi dengan Desainer dan Founder IKAT Indonesia Didiet Maulana. Kolaborasi keduanya melahirkan inisiatif untuk menciptakan rasa optimistis dan bahagia bagi  para nakes lewat satu karya, yakni berupa masker dengan motif yang merepresentasikan kuliner Indonesia. Bertajuk KULINARA (Kuliner Nusantara), masker kaon ini dapat dipakai di depan masker medis.

“Kami mempersembahkan KULINARA sebagai salah bentuk apresiasi kami pada para dokter, perawat, bidan, petugas rumah sakit, serta relawan.  Harapannya, selain dapat menjadi  bagian dalam pelaksanaan prokes, KULINARA juga memberi semangat. Sehingga mereka terus optimistis bahwa perjuangan menyelamatkan banyak orang,” ujar Fenny Kusnaidy, Marketing Director PT Sasa Inti. 

Masker kain yang dinamakan KULINARA merupakan singkatan dari Kuliner Nusantara, motif ini dirancang Didiet Maulana sebagai pengingat bahwa makanan menjadi salah satu arti kebahagiaan dan memiliki arti tersendiri bagi setiap orang. KULINARA hadir dengan warna, motif, dan cerita yang menggambarkan betapa banyak ragam budaya rasa Indonesia dengan satu tema yang sama yaitu kehangatan dan kebahagiaan.

“Kolaborasi dengan Sasa bisa tercipta karena kami berdua menjalani visi yang sama yakni sama-sama berkreasi untuk rasa.  Sasa berkreasi menciptakan rasa masakan dan membawa kekuatan citarasa lokal. Saya bervisi untuk menciptakan desain bercorak Indonesia untuk menumbuhkan rasa bangga akan negeri ini,” papar Didiet Maulana. 

Diakui Didiet Maulana, proses pembuatan masker ini berlangsung cukup singkat.  Diawali dengan proses brainstorm dengan tim Sasa untuk desain KULINARA, kemudian  masuk ke proses produksi yang ternyata memakan waktu cukup lama karena semua tim yang terlibat dalam pembuatan masker ini berusaha berusaha bekerja dengan menaati peraturan prokes.

Sebagai desainer yang telah malang melintang di dunia desain, tetap saja ada hal yang menantang dalam proses mendesain KULINARA. Bagian paling menantang dalam proses Kulinara adalah saat mendesain, kita harus berpikir ke depan.   Bagaimana desain yang dibuat itu benar-benar bisa mendukung manusia pemakainya.  

“KULINARA bukan masker medis, namun ini tetap bisa mendukung para nakes dalam keseharian mereka. Saat mereka di jalan atau di luar area ruang kesehatan.  Jadi hal ini harus bisa menjadi sesuatu yang dibanggakan,secara desain harus unik dan berbeda dari biasanya.”, ujar tutup Didiet.

Related