Gandeng Kreavi dan Grebe, BCA Dorong UKM Lokal untuk Kolaborasi

marketeers article

Dalam rangka merayakan kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus lalu, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berkomitmen untuk untuk senantiasa berjalan bersama pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) di Indonesia. Untuk itu, BCA meluncurkan program BCA Bangga Lokal Kolaberaksi dan mengajak 11 UKM lokal dan 5 kreator kreatif.

BCA juga turut melibatkan Kreavi dan Grebe sebagai fasiliator bagi UKM. Melalui program ini, BCA mengajak Kreator Kreatif dan pelaku UMKM untuk berkolaborasi menciptakan sebuah produk yang memiliki sentuhan lokal dan seni.

I Ketut Alam Wangsawijaya, Executive Vice President of BCA melihat bahwa semangat dan aksi dari para pegiat usaha lokal menginspirasi BCA untuk mendukung mereka agar bisa berkembang. Walaupun saat ini masyarakat Indonesia sedang berada di masa yang sulit akibat pandemi COVID-19, bukan alasan bagi mereka untuk menyerah. Ini merupakan kesempatan untuk para pelaku UKM dan kreator berinovasi dan saling berkolaborasi.

“Ini merupakan waktu yang tepat untuk kita saling berkolaborasi, bersinergi menciptakan produk kebanggan lokal yang mampu bersaing di pasar global. Kita mendukung pelaku UKM dan para kreator yang berhasil mewujudkan inovasi mereka melalui kolaborasi,” kata Ketut dalam acara peluncuran program BCA Bangga Lokal Kolaberaksi yang diadakan secara virtual.

Menurut Ketut, kolaborasi sangat penting, apalagi untuk para pelaku UKM. Ini merupakan dukungan secara konkrit dari BCA bersama para fasilitator untuk bisa meningkatkan kualitas produk UKM, baik dari sisi pengembangan produk dan pemasarannya. Apalagi, dengan adanya pandemi ini, BCA ingin membantu para UKM agar bisa cepat recovery.

“Sejalan dengan pandemi, kami berharap UKM agar saling berkolaborasi. Melalui kolaborasi, produk UKM dapat memiliki positioning yang bagus dan diminati masyarakat. Kita ingin memberikan impact yang besar kepada UKM. Produk mereka sebenarnya sudah bagus, namun kurang dukungan saja,” tambah Ketut.

Selaras dengan Ketut, Efendy Saujana, Chief Operating Officer of Kreavi turut mengatakan bahwa kolaborasi sangat penting. Menurut Efendy, kalau ingin bisnis berkembang, butuh dukungan dari pihak lain. Tidak bisa hanya mengandalkan diri sendiri saja.

“Dengan kolaborasi, kita bisa menambah network, bisa belajar bersama-sama mengenai hal baru. Kalau ada kolaborasi, pasti hasilnya lebih baik. Ini merupakan salah satu solusi agar UKM bisa berkembang dan terus berinovasi,” jelas Efendy.

Muhammad Triangga, Co-founder of Grebe juga mengatakan bahwa kolaborasi sangat penting, apalagi di zaman sekarang. Di zaman yang serba digital ini, UKM tidak boleh memiliki saingan. Mereka perlu kolaborasi, menyatukan kekuatan dengan produk lain, agar bisa menjadi besar.

“Dengan kita berkolaborasi, kita bisa mengetahui market satu sama lain, market kita bisa menjadi besar. Oleh karena itu, kata kunci kolaborasi di masa pandemi ini, kita harus kolaborasi, rapatkan barisan dengan kompetitor kita. Buat produk yang besar sehingga Indonesia bisa lebih maju dan bahkan dilirik di pasar global,” jelas Angga.

Selanjutnya, konten kreator dan entrepreneur Monica Amadea memberikan beberapa tips dan trik untuk brand memulai kolaborasi. Menurut Monica, kunci dari kolaborasi yaitu harus punya brand dna yang sama. Masing-masing produk harus memiliki ciri khas dan fans tertentu. Selain itu, produknya sendiri juga harus bagus dan berguna.

“Kalau produknya memiliki DNA yang sama  dan punya kualitas bagus, pasti bisa booming. Apalagi, dikemas dengan packaging yang menarik, pasti akan menambah nilai jual. Selain itu, ketika mereka melakukan kolaborasi, fans dari brand mereka jadi saling kenal dan saling menyatu, sehingga peluang dikenal menjadi lebih besar,” kata Monica.

Sedangkan menurut Edho Zell, seorang konten kreator, kunci untuk memulai kolaborasi adalah  merek tersebut memiliki visi dan misi yang sama. Hal tersebut dikarenakan menyatukan orang yang berbeda pasti susah. Namun demikian, walaupun latar belakang dan cara pikirnya berbeda, namun dengan adanya tujuan yang sama pasti akan lebih mudah nantinya.

“Kolaborasi tidak sesederhana itu. Kita harus punya visi yang sama, tujuan yang sama, karena masing-masing dari kita memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Maka dari itu, kolaborasi dengan orang yang memiliki kekuatan yang berbeda-beda, kita bisa saling menyatu dan mencapai market yang lebih besar lagi,” tambah Edho.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related