Garuda Indonesia Proyeksikan Raih Kinerja Positif pada Semester II

marketeers article
Maskapai penerbangan Garuda Indonesia, sumber gambar: 123rf

Maskapai penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memproyeksikan dapat meraih kinerja keuangan positif secara bertahap. Ditargetkan hal itu dapat diraih mulai semester II tahun 2022.

Irfan Setiaputra, Direktur Utama Garuda Indonesia mengungkapkan, target kinerja positif sejalan dengan akselerasi pemulihan kinerja yang tengah dioptimalkan perusahaan pascameraih kesepakatan homologasi melalui proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada akhir Juni 2022. Proyeksi pencatatan kinerja positif tersebut, terefleksikan melalui kinerja pendapatan usaha yang pada bulan Mei 2022 lalu berhasil membukukan profitabilitas melalui pendapatan rute angkutan penumpang, kargo, charter maupun pendapatan penunjang lainnya.

“Proyeksi kinerja positif di tahun 2022 akan terus dioptimalkan Garuda secara bertahap pada dua hingga tiga tahun mendatang agar dapat kembali ke level periode masa sebelum pandemi COVID-19. Optimisme tersebut yang terus kami selaraskan dengan demand dan tren pergerakan penumpang  yang semakin meningkat. Oleh karenanya kami optimistis melalui momentum tercapainya homologasi PKPU, Garuda dapat secara konsisten mempertahankan capaian kinerja positif serta kedepannya dapat segera membukukan profit,” ujar Irfan melalui keterangannya, Rabu (13/7/2022).

Menurutnya, secara umum, walaupun pendapatan usaha Garuda Indonesia belum sepenuhnya pulih jika dibandingkan dengan periode pra-pandemi, performa profitabilitas yang mulai diperoleh tercapai setelah melakukan berbagai langkah penerapan cost leadership yang turut diselaraskan melalui restrukturisasi kewajiban usaha pada proses PKPU yang menjadi basis penting langkah akseleratif pemulihan kinerja ke depannya.

Irfan menyebut tahun 2022 menjadi tahun krusial proses pemulihan kinerja Garuda Indonesia selaras dengan berbagai langkah strategis yang terus dioptimalkan perusahaan dengan tercapainya homologasi pada proses PKPU sebagai basis misi restrukturisasi yang dijalankan. Oleh karenanya, dengan berbagai momentum strategis yang terus diakselerasikan perusahaan pada tahun 2022, korporasi optimistis akan berangsur pulih dalam waktu dekat melalui basis optimalisasi kinerja positif pada lini pendapatan usaha.

“Tidak dapat dimungkiri dengan tekanan kinerja yang dihadapi Garuda selama lebih dari dua tahun terakhir berdampak pada kinerja keuangan yang mengalami penurunan kinerja yang signifikan. Hal tersebut tercerminkan melalui kinerja operasional di tahun 2021 yang merupakan fase puncak pandemi dengan tingkat positive rate tertinggi sepanjang pandemi berlangsung di Indonesia,” ujarnya.

Lebih lanjut, Irfan menjelaskan, laporan keuangan yang telah diaudit tahun 2021, Garuda Indonesia secara group mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$ 1,33 miliar, turun 10,43% dibandingkan dengan pendapatan usaha pada 2020. Pendapatan usaha tersebut ditunjang oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar US$ 1,04 miliar, penerbangan tidak berjadwal sebesar US$ 88,05 juta dan pendapatan lainnya sebesar US$ 207 juta.

Selain itu, sepanjang tahun 2021, Garuda secara group turut mencatatkan penurunan beban usaha sebesar 21,03% menjadi US$ 2,6 miliar jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020. Terlepas dari tekanan kinerja usaha yang dicatatkan pada tahun 2021 lalu, secara fundamental operasional Garuda Indonesia berhasil meningkatkan sejumlah catatan kinerja operasi di antaranya melalui angkutan kargo group tercatat meningkat sebesar 20,38% dibandingkan pada periode yang sama tahun 2020.

“Sepanjang tahun 2021 Garuda juga telah melayani sedikitnya  2.221 penerbangan charter, atau mengalami peningkatan sebesar 27,21% dibandingkan dengan tahun 2020 yang berjumlah 1.746 penerbangan charter. Hal ini tentunya menjadi outlook positif bagi pendapatan usaha pada lini penerbangan tidak berjadwal yang menunjukan pertumbuhan menjanjikan ke depannya,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related