Gaya Hidup Gen Z Mengubah Pasar Sewa Properti

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Bagi sebagian Gen Z, memiliki rumah bukan satu-satunya definisi “mapan.” Gaya hidup mereka yang menuntut fleksibilitas, kemudahan, dan mobilitas tinggi kini berdampak besar pada pasar properti, terutama sektor sewa.

Laporan Fast Company menyebutkan bahwa kenyataan finansial membuat Gen Z merasa harus realistis akan mimpi memiliki rumah sendiri. Mengingat, harga rumah terus melambung dan suku bunga semakin tinggi.

“Bahkan, sebanyak 43% calon pembeli rumah pada 2024 mengurungkan niatnya untuk membeli  rumah karena faktor biaya,” demikian tulis laporan tersebut, dikutip Jumat (25/4/2025).

Beberapa dari mereka memang mencoba solusi kreatif, mulai dari membeli di daerah yang lebih terjangkau, memilih rumah mungil, berbagi hunian, atau memanfaatkan sistem kerja jarak jauh. Namun, mayoritas tetap memilih untuk menyewa karena lebih fleksibel, bisa berpindah kota dengan mudah, dan sesuai dengan ritme hidup digital nomad yang kini banyak diadopsi Gen Z.

Gen Z pun diprediksi menjadi penyewa properti terbesar pada 2030. Itulah sebabnya, wajar jika gaya hidup dan kebiasaan mereka kini menjadi standar baru yang harus diikuti pemilik properti dan pengembang teknologi properti (proptech).

BACA JUGA: Ekonomi Tak Pasti, Bos JPMorgan Yakin Masa Depan Gen Z Tetap Cerah

Proptech Harus Bertransformasi

Gen Z hidup dalam ekosistem digital sejak kecil, sehingga mereka pun mengharapkan semua proses bisa dilakukan lewat smartphone. Tak terkecuali dalam urusan menyewa tempat tinggal, mulai dari mencari apartemen, membayar sewa, hingga mengajukan perbaikan.

Bagi Gen Z, menggunakan cek untuk membayar sewa atau mengisi formulir kertas dianggap sudah terlalu kuno. Jika satu pemilik properti tidak menawarkan kemudahan digital, mereka tidak segan pindah ke yang lain yang bisa memberikan pengalaman lebih mulus.

Untuk memenuhi standar Gen Z, dunia properti tidak punya pilihan selain melakukan upgrade besar-besaran. Platform manajemen properti kini didesain tidak hanya untuk membantu pemilik properti mengelola unit sewa mereka, tetapi juga memanjakan penyewa dengan fitur-fitur digital yang serba cepat dan transparan.

Adapun fitur yang kini menjadi standar meliputi pembayaran sewa online, tandatangan digital untuk perjanjian sewa, pelaporan masalah pemeliharaan, penyimpanan dokumen sewa, serta laporan pembayaran tepat waktu ke biro kredit.

Fitur-fitur ini memberi penyewa rasa kontrol dan transparansi lebih besar. Sekaligus, membantu pemilik properti dalam mengurangi keterlambatan pembayaran, mempercepat komunikasi, dan meningkatkan retensi penyewa.

BACA JUGA: Super Bowl: Ajang Unjuk Gigi Brand di Event Olahraga

Apa yang Harus Dilakukan Investor Properti?

Gen Z bukanlah sekadar penyewa muda. Mereka adalah generasi yang akan mendominasi pasar sewa dalam waktu dekat. Bagi investor dan pemilik properti, ini bisa menjadi peluang sekaligus tantangan.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk tetap relevan, antara lain menggunakan aplikasi manajemen properti yang mobile-friendly, dan mempermudah proses onboarding penyewa lewat sistem digital.

Selain itu, investor properti juga perlu menawarkan pengalaman sewa yang transparan dan bisa dipersonalisasi, serta senantiasa update dengan teknologi baru yang menunjang kenyamanan penyewa.

Related

award
SPSAwArDS