Peluncuran iPhone pertama menjadi salah satu momen bersejarah di dunia teknologi. Kala itu, Steve Jobs, CEO Apple memperkenalkan perangkat yang ia sebut sebagai “perangkat komunikasi internet yang luar biasa” dan “ponsel revolusioner.”
Momen yang tak kalah menarik dari peluncuran iPhone ialah bagaimana Jobs menampilkan sisi kepemimpinannya. Saat mendemokan fitur iPhone, ia membuka aplikasi Google Maps, mencari gerai Starbucks terdekat, meneleponnya, lalu berkata, “Pesan 4.000 latte untuk dibawa, ya.”
Ia langsung menambahkan, “Bercanda kok, salah sambung,” kemudian menutup telepon. Ya, Jobs melakukan prank call di depan ribuan orang yang hadir. Meski terlihat hanya lelucon, momen itu menyimpan pelajaran penting.
BACA JUGA: Bukan Multi-Tasking, Ini Kunci Produktif yang Sesungguhnya
“Pemimpin yang tidak terlalu serius justru lebih disukai dan lebih efektif,” demikian catatan dari Inc.com, dikutip Selasa (8/4/2025).
Sisi humoris Jobs bukan itu saja. Ken Kocienda, pencipta keyboard iPhone pertama, dalam bukunya yang bertajuk Creative Selection pernah menceritakan tentang sesi latihan untuk peluncuran iPhone.
Di tengah presentasinya, Jobs tiba-tiba menambahkan satu slide dengan tulisan, “How about a nice big cup of shut the $%#& up?” sambil menampilkan gambar orang memegang kopi. Ruangan pun pecah dengan tawa.
BACA JUGA: Belajar dari Kasus Pertamina, Begini Strategi Atasi PR Crisis Menurut Ahli
Pentingnya Humor dalam Kepemimpinan
Steve Jobs memang dikenal sebagai sosok serius dan perfeksionis. Ia menuntut standar tinggi dari timnya demi menghasilkan produk yang luar biasa, namun di balik itu, dirinya juga memiliki sisi humoris.
Ia tahu bahwa di tengah tekanan besar, humor dapat mencairkan suasana dan mendekatkan diri pada audiens. Humor membuat pemimpin terasa lebih manusiawi, membangun hubungan yang akrab, dan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.
Di masa kini, banyak pemimpin terlalu sibuk tampil tegas dan formal, padahal pendekatan yang lebih santai justru bisa membangun kepercayaan yang lebih kuat. Lelucon Jobs saat menelepon Starbucks mungkin terlihat sepele.
Namun, itu menunjukkan bahwa ia menikmati produk ciptaannya dan ingin berbagi kegembiraan dengan penontonnya. Keaslian seperti inilah yang membuat pemimpin menjadi sosok yang layak diikuti.
Jadi, jika Anda sedang merasa terbebani oleh tanggung jawab sebagai pemimpin, cobalah ingat Steve Jobs. Tunjukkan bahwa Anda juga manusia dengan melemparkan candaan dan bersikap sedikit santai.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz