Gelar Progam Inkubasi, Kementerian Koperasi Bentuk 100 Startup

marketeers article
Ilustrasi startup, sumber gambar: 123rf

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) menargetkan dapat menciptakan 100 perusahaan rintisan (startup) pada tahun 2022. Hal ini dicapai dengan program inkubasi yang bertajuk Bootcamp Inkubasi Usaha di berbagai kota.

Christina Agustin, Asisten Deputi Pengembangan Teknologi Informasi dan Inkubasi Usaha Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop UKM mengungkapkan program peningkatan kapasitas usaha tersebut digelar di beberapa kota seperti Yogyakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Padang, Bandung, dan Semarang. Adapun alasan dilaksanakannya program tersebut lantaran startup memiliki survival rate yang sangat kecil untuk mempertahankan usaha dalam jangka panjang.

“Terkait hal ini, Kemenkop UKM telah menyusun program fasilitasi dan pembinaan startup. Mereka sangat membutuhkan inkubasi untuk meningkatkan survival rate mereka,” ujar Christina melalui keterangannya, Jumat (5/8/2022).

Menurutnya, kegiatan peningkatan kapasitas startup perdana diselenggarakan di wilayah Yogyakarta. Dalam hal ini Kemenkop UKM bekerja sama dengan lembaga inkubator bisnis dan teknologi IBISMA Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) untuk memberikan peningkatan kapasitas melalui program Bootcamp Inkubasi Usaha kepada para startup.

Bootcamp Inkubasi Usaha IBISMA UII ini diselenggarakan secara intensif selama tiga hari dari Kamis, 4 Agustus 2022 hingga Sabtu, 6 Agustus 2022 di Hotel Crystal Lotus, Yogyakarta.

IBISMA UII juga merupakan salah satu startup ecosystem builder di Yogyakarta yang telah bersinergi dengan Dinas Koperasi UKM DIY dalam beberapa tahun terakhir melalui berbagai program inkubasi INBIS UMKM Naik Kelas dan juga FoodBiz Innovation.

“Sehingga, diharapkan dapat tercipta kolaborasi yang harmonis dalam pengembangan kewirausahaan regional maupun nasional,” ucapnya.

Bootcamp Inkubasi Usaha yang diikuti para wirausaha pemula dan bisnis potensial ini bertujuan agar setiap startup mampu menguji produk yang akan diterima oleh pasar (Product Market Fit) yang sudah dikembangkan sebelumnya. Selain itu, juga untuk memastikan bisnis tersebut memiliki fundamental keuangan yang baik serta aspek legal dan kekayaan intelektual yang kuat, membangun sebuah strategi untuk meluncurkan produk, serta mampu mengembangkan produk tersebut agar siap untuk dipasarkan ke publik dalam skala nasional maupun Internasional.

Sementara itu, Arif Wismadi, Direktur Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh UII mengatakan, untuk sasaran dari kegiatan ini adalah startup yang memiliki keunggulan inovasi, kreativitas, teknologi, dan proyeksi usaha yang terukur diutamakan pada usaha berbasis teknologi, berwawasan lingkungan, berorientasi ekspor atau substitusi impor, dan atau industri kreatif.

Menurut Arif, program pembinaan kewirausahaan UII merupakan ikhtiar untuk meningkatkan rasio kewirausahaan di tingkat universitas dan juga Indonesia. “Kontribusi yang telah dicapai adalah peningkatan rasio alumni UII yang berwirausaha dari 4,74% di tahun 2017, menjadi 14% di 2021,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related