Gelar RUPST, GMF Tak Bagikan Dividen untuk Pemegang Saham

marketeers article
Garuda Indonesia Gelar GATF 2022, Siapkan Potongan hingga 80%. (FOTO: 123rf)

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk Tahun Buku 2021. Bertempat di Swissotel, Pantai Indah Kapuk, RUPST GMF dihadiri oleh 90,12% pemegang saham.

Andi Fahrurrozi, Direktur Utama GMF mengatakan hasil dari RUPST, yakni memaparkan hasil kinerja bisnis dan perombakan direksi baru. Berdasarkan hasil kesepakatan pemegang saham, perseroan menyetujui untuk memberhentikan dengan hormat Jaka Ari Triyoga sebagai Direktur Line Operation dan Edward Okky Avianto dari jabatan Direktur Keuangan.

Keduanya digantikan oleh Mukhtaris sebagai Direktur Line operation dan Salusra Satria sebagai Direktur Keuangan. Sementara itu, dari hasil laporan kinerja tahun 2021, masih mendapatkan kerugian sebesar US$ 94,5 juta. 

Angka tersebut menurun sebesar 70% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) sebesar US$ 311,3 juta. Dengan catatan kinerja yang masih merugi, kata Andi, perseroan mengambil keputusan untuk tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham. 

“Hasil RUPST ada pergantian manajemen yaitu direktur keuangan dan direktur line operation. Kemudian, mengenai pembagian dividen tahun ini tidak ada pembagian dividen seperti yang diputuskan pada mata acara rapat karena kami masih mengalami kerugian pada 2021,” kata dia dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat (2/9/2022).

Menurutnya, sepanjang tahun 2021 meraih pendapatan sebesar US$ 210,6 juta atau setara Rp 3,1 triliun (kurs Rp 14.898 per US$). Pendapatan ini merupakan hasil dari upaya pemulihan berkelanjutan yang digalakkan dalam menghadapi pandemi COVID-19.

Langkah pemulihan berkelanjutan tersebut diwujudkan dengan perbaikan kinerja fundamental melalui strategi menjaga bisnis lebih lean dan mengatur belanja modal agar lebih efektif. Upaya diversifikasi bisnis yang telah dicanangkan pada 2020 pun mulai menunjukkan hasil pada tahun 2021, di antaranya pada segmen industri pertahanan dan power services.

Pada Desember 2021, GMF berhasil mendatangkan dan melakukan perawatan pada pesawat Hercules C130 pertama milik Angkatan Udara, Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dari sisi pendapatan, segmen power services dan industri pertahanan berhasil mencatatkan peningkatan lebih dari 100% dibanding tahun sebelumnya.

Andi menyebut upaya pemulihan kinerja bisnis sangat ditopang dengan penetrasi pada sektor-sektor yang tidak terlalu terdampak pandemi di antaranya power services, industri pertahanan, business dan private jets, serta perawatan pesawat kargo. Catatan lainnya adalah GMF mengalami peningkatan volume pekerjaan perawatan berat terutama dari pesawat kargo luar negeri.

“GMF yang mencanangkan visi baru yakni menjadi perusahaan MRO yang paling bernilai bagi pemangku kepentingan pun turut mencatatkan perbaikan earnings before interest, tax, depreciation, amortization (EBITDA) yang signifikan pada 2021. Pada tahun 2021 adalah momentum pembenahan komprehensif untuk mempertahankan likuiditas dan meningkatkan kinerja fundamental keuangan,” ujarnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related