Geliat dan Motif Brand Cina di Jajaran Sponsor Besar UEFA EURO 2020

marketeers article

Di sepanjang perhelatan UEFA Euro 2020, Anda para penggemar sepak bola tentu sering melihat logo Volkswagen, Coca-cola atau pun Heineken di berbagai kesempatan. Brand ini pun kerap diperbincangkan beberapa waktu terakhir. Jika diperhatikan, merek asal Cina juga tak ingin ketinggalan dalam merebut mata masyarakat Eropa dan dunia. Empat perusahaan Cina, Hisense, Vivo, TikTok, dan Alipay tercatat sebagai sponsor di gelaran UEFA Euro 2020. Kehadiran keempatnya membuat Cina menduduki posisi sebagai salah satu pemberi sponsor terbesar tahun ini.

Di sisi lain, menjadi sponsor untuk pesta sepak bola Eropa menunjukkan ambisi besar merek-merek Cina di pasar global. Perusahaan menunjukkan keseriusannya dalam menjangkau target di luar negeri sembari tetap meningkatkan kekuatan di pasar lokal.

Bagi Hisense, ini bukan kali pertama mereka menjadi sponsor untuk Euro. Hisense tampaknya terus mengincar pertumbuhan di pasar Eropa. Berdasarkan temuan Ipsos, Hisense mendapatkan peningkatan brand awareness hingga dua kali lipat di lima negara Eropa seperti Inggris, Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol setelah Euro 2016.

Dilansir dari CNBC, Hisense telah mengungkapkan target mereka untuk tahun 2025. Hisense menargetkan setengah dari total revenue mereka didapatkan dari pasar luar negeri.

“Tahun ini dan tahun depan merupakan waktu besar bagi acara olahraga dunia karena Euro, Olimpiade, dan Piala Dunia hadir bergantian. Ini waktu yang tepat untuk kami memperluas profilnya,” ujar perwakilan Hisense kepada Global Times.

Sedangkan sponsor lainnya, Vivo mengklaim telah memiliki lebih dari 400 juta pengguna di lebih dari 50 negara. Dan, pada Oktober lalu, Vivo telah mengumumkan resmi masuk ke enam negara Eropa. Vivo berencana menjangkau setidaknya 12 negara Eropa lainnya hingga akhir tahun mendatang.

“Kami berharap mampu mengadopsi filosofi ‘mentalitas lokal, budaya lokal, dan manajemen lokal’. Sehingga, kami bisa melayani dan terintegrasi dengan lebih baik lagi di pasar lokal dengan terus berusaha memahami mitra kami di Eropa,” ujar Vice President & President of European Markets Vivo Deng Li.

Simbiosis dengan UEFA

Di sisi lain, kerja sama dengan TikTok menjadi cara UEFA untuk mendapatkan awareness lebih dari audiens baru. Melalui platform berbagi konten ini, UEFA berharap bisa mewadahi semangat para penggemar terhadap pertandingan. Kehadiran TikTok juga menandainya sebagai platform hiburan digital pertama yang menjadi sponsor turnamen sepak bola Eropa.

TikTok sendiri mendapatkan popularitas luar biasa selama pandemi dan para praktisi beranggapan bahwa platform ini menjadi salah satu merek Cina paling sukses secara global.

Sementara di kubu Alipay, Alipay telah menandatangani kesepakatan delapan tahun bersama UEFA meski sempat tertunda karena pandemi sejak tahun lalu. Platform pembayaran asal Cina tersebut memastikan keikutsertaannya pada Euro 2020 dan 2024 mendatang dengan nilai kontrak yang diyakini mencapai € 200 juta (sekitar Rp 3,4 triliun).

Jika diperhatikan, menyasar penggemar sepak bola bukanlah hal biasa yang dilakukan merek untuk memasarkan produknya di Cina. Namun lewat Euro kali ini, empat perusahaan Cina mencoba going the extra mile untuk membuka pasar baru. Tak hanya menyasar konsumen di dalam negeri, keempatnya sedang membangun eksistensi di pasar Eropa dan dunia.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related