Gen Z Cenderung Enggan Sering Pindah Kerja, Apa Alasannya?

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Dalam beberapa tahun terakhir, Gen Z menunjukkan kecenderungan untuk tetap bertahan lebih lama di satu pekerjaan. Ini berbeda dengan tren hustle culture, yang mengagungkan seringnya berpindah pekerjaan demi karier yang lebih cepat naik.

Penelitian terbaru yang dikutip oleh The Guardian bahkan mengungkapkan bahwa generasi ini memiliki keinginan untuk bekerja di satu perusahaan hingga tujuh tahun, dua kali lipat dari rata-rata masa kerja saat ini.

Fenomena ini lantas menimbulkan pertanyaan, apa yang membuat Gen Z lebih memilih stabilitas dibandingkan mobilitas?

BACA JUGA: Akankah Sistem Remote Work Masih Bertahan di Tahun 2025?

Hustle Culture Tak Memberi Janji yang Diharapkan

Budaya kerja keras yang mendorong pekerja untuk terus berpindah demi kenaikan gaji kecil dan peluang karier ternyata tak seindah yang digambarkan. Banyak pekerja yang justru menghadapi kenyataan pahit berupa tunjangan menurun, upah stagnan, dan kurangnya stabilitas.

Gen Z pun menyadari sistem tersebut seringkali hanya menguntungkan perusahaan, sementara pekerja dibiarkan terjebak dalam ketidakpastian. Itulah sebabnya, alih-alih terus mengejar mimpi karier yang tidak pasti, banyak dari mereka lebih memilih stabilitas dengan bertahan di satu pekerjaan yang memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang.

Kesempatan Mengembangkan Potensi Maksimal

Pekerjaan jangka panjang mampu memberikan Gen Z waktu dan ruang untuk memperlihatkan potensi terbaiknya. Dengan tetap bertahan di satu perusahaan, mereka memiliki peluang untuk mengasah keterampilan dan mendapatkan pengakuan atas kontribusi mereka.

Ini juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih nyaman dan memungkinkan hubungan yang lebih mendalam dengan kolega serta perusahaan.

BACA JUGA: 3 Budaya Kerja ala Gen Z Ini Diprediksi Jadi Tren Tahun 2025

Prioritas pada Work-Life Balance

Gen Z lebih mengutamakan kesehatan mental, work-life balance, dan hubungan yang bermakna dibandingkan ambisi untuk terus menaiki tangga karier. Mereka mencari pekerjaan yang selaras dengan nilai-nilai pribadi mereka, bukan hanya sekadar pekerjaan dengan gaji tinggi.

Alih-alih terjebak dalam budaya kerja yang mendorong burnout, mereka menuntut tempat kerja yang menghormati waktu dan kebutuhan pribadi. Ini menjadi tantangan bagi perusahaan yang selama ini mengandalkan fleksibilitas dan mobilitas pekerja untuk memaksimalkan keuntungan.

Keengganan Gen Z untuk sering berpindah karier mencerminkan perubahan budaya yang lebih besar dalam dunia kerja. Bagaimana dengan Anda, apakah juga memilih bertahan di satu pekerjaan ketimbang berpindah-pindah?

Editor: Bernadinus Adi Pramudita

Related

award
SPSAwArDS