Gen Z Jadi Mayoritas Korban Body Shaming Akibat Jerawat

marketeers article
Reflection of teenage girl pressing pimples on her face in front of the mirror

Jerawat masih menjadi momok mengkhawatirkan bagi sejumlah orang. Survei ZAP Beauty Index 2020 menemukan, permasalahan jerawat kerap berbuntut pada persoalan body shaming. Gen Z menjadi generasi yang paling banyak mengalami hal ini.

42,6% acne fighter dari kalangan Gen Z menjadi korban body shaming, diikuti 35,8% Milenial.

“Persentase tinggi pada Gen Z terjadi karena jerawat merupakan masalah wajah utama yang dihadapi remaja. Pada masa pubertas, produksi hormon androgen yang tinggi akan memicu produksi kelenjar minyak berlebih. Minyak-minyak ini dapat menutup pori-pori kulit wajah dan berpotensi menimbulkan jerawat,” kata Head of Medical and Training ZAP Clinic dr. Dara Ayuningtyas di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Meskipun tengah menjalani masa stay at home, persoalan jerawat kerap kali muncul. Hal ini tak jarang mengundang pertanyaan. Pasalnya, intensitas terpapar dengan panas matahari langsung atau debu polusi berkurang seiring dengan mobilitas yang menurun, namun permasalahan jerawat tetap bermunculan. 

Menurut dr. Dara, hal ini dikarenakan rasa stres yang dialami selama pandemi. 

“Ketika mengalami stres, tubuh kita akan merespon dengan memproduksi lebih banyak hormon kortisol yang juga akan memicu produksi hormon androgen. Perpaduan kedua hormon yang bekerja lebih aktif ini akan dengan mudah memicu inflamasi pada kulit wajah,” terang dr. Dara.

Hal ini dapat diperparah jika pola tidur dan pola makan mengalami perubahaan signifikan. Kualitas tidur yang buruk atau sering begadang turut memicu produksi hormon kortisol. Tidur malam selama 7-8 jam dibutuhkan agar kulit dapat beregenerasi memproduksi sel-sel baru untuk menggantikan yang rusak.

Sementara, pada saat tubuh stres, biasanya dorongan untuk mengonsumsi makanan manis dan berkarbohidrat tinggi akan cenderung meningkat. Keduanya dapat menyebabkan kadar insulin dalam tubuh menjadi tinggi dan memicu aktivitas hormon androgen.

Selain itu, penggunaan masker ternyata dapat berkontribusi pada timbulnya jerawat. Hal ini tengah populer dengan istilah maskne yang merupakan gabungan dari kata mask dan acne. 

Maskne timbul karena kondisi panas dan lembab yang terjadi di area wajah yang tertutup masker. Ditambah lagi dengan gesekan dan tekanan selama menggunakan masker.  Akibatnya, sumbatan pada kelenjar minyak dapat terbentuk dengan mudah dan pada akhirnya menyebabkan jerawat. Hal ini dapat semakin diperparah jika kondisi kulit wajah cenderung berminyak,” ujar dr. Dara. 

Related