Genjot Produksi Gula Nasional, Perusahaan Asal Dubai Investasi Rp 26,68 Triliun

marketeers article
Yogyakarta, INDONESIA July 27, 2020: Sugar cane carriage is ready to be taken to Madukismo sugar factory, Yogyakarta. The old yellow locomotive drove slowly pulling the sugar cane train

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan perusahaan gula terbesar di Timur Tengah asal Dubai, Al Khaleej Sugar Co (AKS) berencana menanamkan investasi di Indonesia sebesar US$ 2 miliar atau setara Rp 26,68 triliun (kurs Rp 14.241 per US$). Suntikan modal tersebut rencananya akan digunakan membangun pabrik gula yang terintegrasi.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, AKS merupakan pabrik gula dengan kapasitas produksi 6.000 ton per hari. Selain memiliki pabrik gula di Dubai, AKS juga berinvestasi di Mesir dan Spanyol. Penghasilan AKS per tahun diperkirakan sebesar US$ 14 miliar atau setara Rp 199,5 triliun.

“AKS akan berinvestasi pabrik gula terintegrasi di Indonesia. Selain memproduksi gula, AKS juga rencananya memproduki bioetanol dan listrik dari biomassa,” kata Agus melalui keterangannya, dikutip, Selasa (9/11/2021).

Menurutnya, dengan penanaman modal itu bakal menjadi pelatuk industri gula nasional yang lebih efisien pada masa depan. Selain produksi gula, rencananya AKS akan mengembangkan fabrikasi etanol dari gula. Etanol tersebut pun diharapkan dapat menjadi sumber bahan bakar alternatif lain.

Upaya ini sejalan dengan tren pengurangan emisi karbon, yang membuat sejumlah negara memutar otak untuk mencari sumber energi yang lebih bersih. Negara-negara seperti Australia, Amerika Serikat, dan Filipina sendiri telah mengembangkan etanol dalam jumlah besar sebagai alternatif bahan bakar fosil. “Pemanfaatan etanol dalam energi baru dan terbarukan menjadi satu alternatif untuk pengurangan gas emisi karbon dari sektor transportasi,” kata dia.

Agus menambahkan, dengan modal yang ditanamkan diyakini dapat menurunkan impor gula hingga hingga 750 ribu ton per tahun. Adapun kebutuhan gula nasional sekitar 6,7 juta ton.

“Terdapat beberapa cara untuk mengurangi impor gula, di antaranya dengan menyiapkan lahan perkebunan tebu dan mendorong proses transformasi digital. Kehadiran AKS di Indonesia, dapat membantu memenuhi kebutuhan gula nasional,” pungkasnya.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related