Germany Brilliant Bangun 5 Saung Kamar Mandi di Baduy

marketeers article
Simbolis penyerahan lima saung kamar mandi di Baduy dari Germany Brilliant. (Sumber: Germany Brilliant)

Lima saung kamar mandi kini hadir di kawasan Baduy Luar, Lebak, Banten. Pembangunan fasilitas ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan sekaligus mendukung aktivitas masyarakat lokal yang tinggal di wilayah tersebut.

Inisiatif ini merupakan hasil kolaborasi antara Germany Brilliant (GB), Lembaga Sertifikasi Profesi Desain Interior Indonesia (LSPDII), dan Bazar Bangunan, yang merespons kebutuhan mendesak akan fasilitas sanitasi di area wisata adat.

Langkah ini sejalan dengan upaya memperkuat infrastruktur pendukung pariwisata yang berkelanjutan. Seperti diketahui, pemerintah menargetkan angka kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 14,6 hingga 16 juta orang pada 2025. Fasilitas dasar seperti kamar mandi menjadi elemen penting dalam pengalaman wisata yang layak dan aman.

BACA JUGA: Dari Baduy Dalam, Hermawan Kartajaya Serukan Kearifan Lokal

Menurut General Manager GB, Yapto Wijaya, pembangunan saung ini menyesuaikan dengan kebutuhan wisata sehari-hari di Baduy.

“Fasilitas ini menjadi penting karena aktivitas di kawasan Baduy berlangsung sepanjang tahun. Kami ingin berkontribusi dalam memberikan kenyamanan tanpa mengganggu nilai budaya yang ada,” ujar Yapto dalam siaran pers kepada Marketeers, Senin (19/5/2025).

Lima lokasi strategis menjadi sasaran program ini, yaitu Kaduketug 1, Kaduketug 2, Kaduketug 3, Legok Jeruk, dan Cicakal Muara. Pemilihan titik-titik tersebut mempertimbangkan kedekatannya dengan jalur wisata serta aksesibilitas bagi masyarakat.

Pembangunan setiap saung berlangsung sekitar dua minggu, melibatkan arsitek dan tokoh adat setempat agar desainnya tetap sejalan dengan prinsip dan aturan adat Baduy.

Keterlibatan masyarakat lokal menjadi elemen kunci. Desain dan material yang digunakan melalui proses diskusi panjang dengan para pemangku adat.

“Masyarakat Baduy sangat menjunjung nilai-nilai tradisi, bahkan untuk hal yang tampak sepele di mata luar. Oleh sebab itu, kami membawa lebih dari tiga desain berbeda. Jika mereka bilang tidak sesuai, kami harus revisi,” ujar Rohadi, Direktur LSPDII.

Fasilitas ini menjadi bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) GB. Selain menunjang sektor pariwisata, pembangunan ini juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan dampak sosial terhadap komunitas lokal.

Air bersih untuk keperluan mandi dan kebersihan dialirkan langsung dari sumber pegunungan, mengikuti sistem alami yang sudah digunakan warga Baduy selama ini.

BACA JUGA: Hermawan Kartajaya Mendapatkan Gelar Dulur Baduy di Usia 74 Tahun

Jaro Oom, Ketua Adat Kampung Baduy Luar, menyambut baik kehadiran saung tersebut. “Ini bukan hanya berguna untuk masyarakat, tapi juga wisatawan agar lebih nyaman saat ke saung cai. Kami berharap semakin banyak pengunjung datang ke sini,” katanya.

Selama ini, kawasan Baduy dikenal dengan kekuatan budaya dan tradisi yang dijaga ketat. Namun keterbatasan fasilitas publik sering menjadi kendala, terutama bagi wisatawan yang membutuhkan akses sanitasi yang layak.

Kehadiran saung kamar mandi diharapkan dapat menjembatani kebutuhan dasar tanpa mengorbankan nilai budaya, sekaligus memperkuat daya tarik kawasan sebagai destinasi wisata berbasis kearifan lokal.

Dengan sentuhan yang hati-hati dan kolaborasi yang terbuka, pembangunan ini menjadi contoh bagaimana modernitas bisa hadir tanpa menyingkirkan tradisi. Sebuah upaya kecil yang memiliki dampak besar, bagi wisatawan maupun masyarakat adat yang menjaga keseimbangan hidup mereka sehari-hari.

Editor: Dyandramitha Alessandrina

Related

award
SPSAwArDS