“Gocek” Tarif Trump, Apple Mulai Andalkan Produksi iPhone dari India

Apple kini makin mengandalkan India sebagai pusat produksi iPhone untuk menggocek tarif impor tinggi yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, terhadap barang-barang dari Cina.
Perusahaan teknologi raksasa ini telah meningkatkan pengiriman iPhone dari India ke AS sebagai solusi jangka pendek sambil mengupayakan pengecualian dari kebijakan tarif baru tersebut. Trump mengumumkan paket tarif baru pada 2 April 2025, yang menetapkan tarif setidaknya 54% untuk barang impor dari Cina dan 26% untuk barang dari India.
Meski India juga dikenakan tarif, selisih besar antara keduanya membuat India menjadi pilihan yang lebih hemat bagi Apple. Dilansir dari FoneArena, Selasa (8/4/2025), untuk menghindari tarif baru yang mulai berlaku pada 5 April, Apple dilaporkan telah mengirimkan lima pesawat berisi iPhone dan produk lainnya dari India ke AS pada akhir Maret.
Pengiriman ini dilakukan hanya dalam tiga hari, menunjukkan keseriusan Apple dalam menghindari biaya tambahan. Produksi iPhone di India sebenarnya sudah berjalan sejak 2017, dimulai dari model-model lama hingga kini mencakup seri terbaru.
Dengan merakit iPhone di India bersama mitra, seperti Foxconn, Apple secara resmi mencantumkan India sebagai negara asal produk tersebut. Ini membantu Apple mengurangi risiko ketergantungan pada Cina sekaligus menghindari pajak impor India untuk pasar domestik yang juga tumbuh pesat.
BACA JUGA: Tarif Baru dari Negeri Paman Sam, Harga iPhone 16 Bisa Naik Segini
Bank of America memperkirakan Apple akan memproduksi 25 juta iPhone di India tahun ini, dan jika semuanya dialihkan ke pasar AS, jumlah tersebut bisa mencukupi setengah dari permintaan di sana. Mengingat iPhone menyumbang sekitar 50% dari total pendapatan Apple, keputusan ini sangat penting untuk menjaga kestabilan keuangan perusahaan, apalagi setelah saham Apple sempat anjlok hingga 19% dalam tiga hari penurunan terburuk dalam hampir 25 tahun terakhir.
Namun, memindahkan produksi ke AS seperti yang diinginkan Trump dinilai tidak realistis. Biaya produksi yang sangat tinggi bisa membuat harga iPhone melonjak drastis hingga mencapai US$ 3.500 per unit jika dirakit di dalam negeri.
BACA JUGA: iPhone 16 Resmi Mulai Dijual di Indonesia pada 11 April 2025
Apple juga mulai berinvestasi di AS untuk memproduksi server AI dan chip canggih bersama mitra seperti Taiwan Semiconductor di Arizona. Sementara itu, Vietnam menjadi lokasi produksi untuk AirPods, Apple Watch, dan iPad, meski tarif impor dari negara ini masih mencapai 46%.
Strategi penimbunan produk di gudang AS menunjukkan bahwa Apple berusaha mempertahankan harga untuk sementara waktu. Namun, jika tarif tinggi terus diberlakukan, bukan tidak mungkin harga iPhone akan naik di pasar global, termasuk di India, yang bisa memengaruhi daya beli konsumen.
Apple menilai situasi tarif ini terlalu tidak stabil untuk membuat perubahan besar dalam rantai pasokannya. Meski peran India akan terus tumbuh, Cina tetap menjadi pusat utama produksi Apple dalam jangka panjang.
Editor: Ranto Rajagukguk