Tiga Tren Teknologi yang Mendorong Pemulihan Bisnis

marketeers article
Business Marketing Team Discussion Corporate Concept

Setelah berusaha beradaptasi dengan pandemi sepanjang tahun 2020, di tahun yang baru ini banyak perusahaan berupaya untuk pulih dari dampak COVID-19. Country Director Google Cloud Indonesia Megawaty Khie menuturkan bahwa perusahaan yang berhasil bangkit adalah perusahaan yang tidak hanya mementingkan pengalaman konsumen tetapi juga mampu mampu memprediksi perubahan kebiasaan konsumennya.

Hal ini sangat penting untuk menyesuaikan langkah yang akan diambil perusahaan dengan cepat. Berikut merupakan tiga tren yang bisa menjadi pertimbangan pemimpin perusahaan untuk mendorong pemulihan serta kesuksesan bisnis di tahun 2021 dan seterusnya.

1. Setiap Bisnis Memerlukan Platform Digital

Pelanggan dari berbagai industri kini menunutut adanya platform digital. Bahkan, penyedia layanan kesehatan memerlukan platform yang aman dan memiliki jaringan yang luas untuk mendukung kebutuhan pasien secara digital.

Layanan seperti itu sudah dikenal sebagai layanan telemedis (telemedicine). Sedangkan di bidang ritel, ada banyak perusahaan yang menggunakan artificial intelligence (AI) dan machine learning (ML) untuk memberikan pengalaman online lebih baik bagi pelanggan.

2. AI dan ML Jadi Elemen Utama Strategi Bisnis

“Agar tetap gesit di masa yang tidak pasti seperti sekarang ini, bisnis harus terus belajar dan berinovasi lebih cepat lagi. Pemanfaatan teknologi seperti AI dan ML akan berperan penting untuk mengambil insight-insight bermakna dari set data,” tutur Megawaty.

Ia menambahkan, industri perbankan juga melakukan investasi AI untuk meningkatkan personalisasi, memberikan insight terkait kesejahteraan finansial, dan mengelola risiko dengan lebih baik. Bahkan industri yang belum menggunakan AI dan ML bisa mulai bereksperimen dengan teknologi untuk menciptakan pengalaman yang lebih disesuaikan dari mana saja.

3. Perusahaan Harus Mencoba Cara Kerja Baru

Dalam situasi new normal, ada kebutuhan terhadap lingkungan kerja yang bersifat hybrid. Sebab itu, perusahaan yang inovatif harus memikirkan cara karyawan berkolaborasi, cara mendukung tenaga kerja di garis depan, dan cara mendigitalkan pengalaman pelanggan dengan cepat.

Situasi yang ada saat ini perlu dimanfaatkan banyak perusahaan untuk melakukan perubahan agar menjadi lebih baik. Terlepas dari nyaman atau tidaknya perubahan yang terjadi.

Editor: Sigit Kurniawan

Related