Raksasa perusahaan teknologi, Google, kembali melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK, kali ini terhadap ratusan karyawan dari Divisi Platform dan Perangkat (Platforms and Devices). Langkah ini merupakan bagian dari rencana yang sebelumnya telah diumumkan oleh Google pada awal tahun 2025.
Divisi Platform dan Perangkat merupakan tempat pengembangan berbagai produk penting Google seperti ponsel Pixel, jam tangan pintar Pixel Watch, perangkat rumah pintar Nest, serta sistem operasi Android dan ChromeOS, termasuk browser Chrome. Divisi ini menaungi lebih dari 25.000 karyawan secara global.
Dirangkum dari Endgadget, Senin (14/4/2025), Google telah menawarkan program keluar sukarela (voluntary exit program) sejak Januari lalu sebagai cara awal untuk mengurangi jumlah karyawan.
BACA JUGA: Google Doodle Hari Ini Rayakan Hari Quantum Dunia
Program ini diberikan kepada karyawan yang merasa kesulitan memenuhi tuntutan pekerjaan atau yang kurang cocok dengan kebijakan kerja hybrid perusahaan.
Tujuannya adalah agar proses pengurangan karyawan bisa dilakukan secara lebih manusiawi, setelah sebelumnya Google dikritik keras karena PHK mendadak tanpa pemberitahuan yang jelas.
Juru bicara Google mengatakan bahwa sejak Divisi Platform dan Perangkat dibentuk pada April 2024—melalui penggabungan antara tim Platforms and Ecosystems dan Devices and Services—perusahaan berupaya menjadi lebih gesit dan efisien.
Untuk mencapai hal itu, Google akhirnya melakukan pengurangan jumlah karyawan, termasuk melalui program sukarela maupun PHK langsung.
Langkah PHK Google ini mengikuti tren yang juga dilakukan oleh perusahaan teknologi besar lainnya. Meta, misalnya, juga mengumumkan PHK pada Januari lalu.
Selama dua tahun terakhir, perusahaan-perusahaan teknologi memang banyak melakukan pengurangan tenaga kerja, terutama untuk menyesuaikan struktur organisasi dengan kebutuhan pasar yang terus berubah.
BACA JUGA: Gandeng Google Maps, Korlantas dan Jasa Marga Tingkatkan Kelancaran Mudik
Namun, berbeda dengan sebagian besar bidang teknologi, sektor kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) justru mengalami kekurangan tenaga kerja terampil.
Banyak perusahaan berlomba-lomba merekrut ahli AI karena bidang ini terus berkembang pesat dan menjadi fokus utama inovasi teknologi masa kini.
Dengan adanya kabar PHK ini, banyak yang berharap Google dapat menemukan keseimbangan antara efisiensi internal dan inovasi produk, tanpa mengorbankan terlalu banyak karyawan di tengah ketatnya persaingan industri teknologi.
Editor: Eric Iskandarsjah Z